Cinta Laura Ungkap Pengalaman Diskriminasi di Forum Akademik
Aktris dan aktivis Cinta Laura Kiehl baru-baru ini berbagi pengalaman kurang menyenangkan yang dialaminya saat menjadi pembicara di sebuah forum akademik. Kejadian tersebut menyoroti isu diskriminasi gender yang masih relevan di lingkungan profesional dan pendidikan tinggi.
Dalam sebuah acara yang digelar di Museum Nasional Indonesia, Cinta Laura menceritakan kembali pengalamannya menjadi satu-satunya pembicara perempuan di sebuah universitas sekitar dua atau tiga tahun lalu. Ia merasa mendapatkan perlakuan berbeda hanya karena jenis kelaminnya.
"Ketika saya tiba di lokasi acara, saya diarahkan untuk duduk di meja yang berbeda dengan para pembicara lainnya," ungkap Cinta Laura. Ia menjelaskan bahwa dirinya justru ditempatkan di meja yang sama dengan istri-istri para pembicara dan rektor universitas. "Bukannya merendahkan atau mengecilkan peran ibu-ibu yang hadir, tetapi konteksnya saya diundang sebagai pembicara, seharusnya saya berada di meja pembicara."
Merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut, Cinta Laura berinisiatif untuk bergabung dengan para pembicara di meja utama. Namun, kehadirannya justru menciptakan suasana yang canggung. Ia merasa ada semacam resistensi terhadap kehadirannya sebagai satu-satunya representasi perempuan di forum tersebut.
Pengalaman tersebut kemudian menginspirasi Cinta Laura untuk mengangkat isu ketidaksetaraan gender dalam presentasinya. Ia menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya sebagai contoh nyata bagaimana perempuan masih sering diperlakukan berbeda.
"Saya menggunakan pengalaman itu sebagai contoh untuk menunjukkan bahwa diskriminasi gender masih terjadi, bahkan di lingkungan akademik sekalipun," ujarnya. Cinta Laura menekankan pentingnya bagi perempuan untuk memiliki kepercayaan diri dan tidak mudah terintimidasi oleh stereotip atau perlakuan diskriminatif.
Ia juga menyerukan kepada generasi muda, khususnya perempuan, untuk menyadari nilai diri mereka dan tidak membiarkan orang lain mendikte mereka. Menurutnya, kesantunan dan keramahan yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia seharusnya tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk bersuara dan memperjuangkan kesetaraan.
Cinta Laura berharap pengalamannya ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih peka terhadap isu kesetaraan gender dan menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua orang, tanpa memandang jenis kelamin.
Pesan Cinta Laura:
- Jangan pernah merasa minder.
- Ketahui nilai diri sendiri.
- Jangan biarkan orang lain mendikte.