Gubernur NTB Instruksikan Pendampingan Psikologis Korban Dugaan Tindak Asusila di Pesantren Lombok Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) digegerkan dengan laporan dugaan tindakan asusila yang melibatkan pimpinan sebuah pondok pesantren di Lombok Barat. Merespon kasus ini, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, dengan tegas menginstruksikan agar seluruh korban mendapatkan pendampingan psikologis dan perlindungan yang komprehensif.
Instruksi tersebut disampaikan Iqbal dalam koordinasi dengan Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Selasa (22/4/2025). Ia menekankan pentingnya menjaga privasi korban, mengingat dampak kasus ini terhadap masa depan mereka. Gubernur juga meminta UPTD untuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial dalam memberikan pendampingan dan pemulihan trauma (trauma healing) kepada para korban.
Terungkapnya kasus ini bermula dari perbincangan di antara alumni pondok pesantren mengenai sebuah film serial asal Malaysia berjudul 'Bidaah (Walid)' yang tengah menjadi perhatian publik. Percakapan tersebut kemudian membuka tabir dugaan tindakan asusila dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh AF, pimpinan yayasan pondok pesantren tersebut.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, memperkirakan bahwa jumlah korban bisa mencapai 20 orang. Saat ini, tujuh orang telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian, sebagian besar dari mereka adalah alumni pondok pesantren.
Pemerintah Provinsi NTB berkomitmen untuk menangani kasus ini dengan serius dan memastikan bahwa para korban mendapatkan keadilan serta pemulihan yang mereka butuhkan. Langkah-langkah konkret telah diambil, termasuk pendampingan psikologis, perlindungan hukum, dan koordinasi lintas instansi untuk memberikan dukungan yang menyeluruh.