Pencurian Ratusan Pelat Besi di Kolong Tol Dekat JIS Resahkan Warga: Struktur Beton Terancam

Aksi Pencurian Ratusan Pelat Besi Resahkan Warga di Sekitar Tol Dekat JIS

Aksi pencurian pelat besi di kolong jalan Tol Dalam Kota yang membentang di kawasan Papanggo, Jakarta Utara, tepatnya di dekat Jakarta International Stadium (JIS), telah meresahkan warga sekitar. Aksi nekat yang dilakukan di siang bolong ini, diduga telah menghilangkan sekitar 400 lembar pelat besi.

Warga bernama Muin (65) mengungkapkan bahwa aksi pencurian ini dilakukan secara terang-terangan. Para pelaku bahkan beraksi saat menjelang waktu Dzuhur, tanpa rasa takut atau khawatir akan tertangkap. Suara palu dan linggis yang digunakan untuk mencongkel pelat besi, beradu dengan bisingnya suara lalu lintas di atas tol. Dentuman keras saat pelat besi jatuh ke tanah, cukup mengganggu ketenangan warga sekitar.

Ancaman Kerusakan Struktur Beton dan Potensi Kebakaran

Hilangnya ratusan pelat besi ini tidak hanya merugikan secara materiil, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan warga. Struktur beton yang sebelumnya tertutup dan terlindungi oleh pelat besi, kini menjadi lebih terbuka dan rentan terhadap kerusakan akibat cuaca dan faktor lainnya. Muin dan warga lainnya khawatir, kondisi ini dapat membahayakan keselamatan mereka.

Kebakaran yang terjadi di kolong tol pada Rabu (16/4/2025) lalu, semakin menambah kekhawatiran warga. Muin menduga, kebakaran tersebut berkaitan dengan aksi pencurian pelat besi. Bekas lem yang digunakan untuk menempelkan pelat besi, diduga menjadi penyebab mudahnya api menyala.

Aksi Kriminalitas yang Semakin Berani

Ironisnya, aksi pencurian ini tidak hanya meresahkan, tetapi juga menunjukkan keberanian para pelaku kejahatan. Muin menceritakan, seorang pelaku pencurian sempat tertangkap oleh aparat. Namun, puluhan orang bersenjata tajam justru menyerang petugas untuk membebaskan pelaku. Bahkan, sempat terjadi upaya pengeroyokan terhadap petugas.

Kondisi ini membuat warga merasa tidak aman dan mempertanyakan wibawa hukum. Mereka hanya bisa menyaksikan aksi pencurian yang terus berlanjut, sambil berharap struktur tol yang berada di dekat tempat tinggal mereka tidak mengalami kerusakan yang membahayakan.