Perjuangan Villda Melawan Gangguan Liver di Usia Muda: Kisah Inspiratif dari Tangerang Selatan

Kisah Inspiratif: Perjuangan Wanita Muda Melawan Gangguan Liver

Kisah inspiratif datang dari Villda, seorang wanita muda asal Tangerang Selatan yang harus berjuang melawan gangguan liver di usia yang relatif muda. Di usia 21 tahun, Villda didiagnosis dengan gangguan fungsi hati yang sempat membuatnya putus asa. Perjuangannya melawan penyakit ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mendengarkan tubuh.

Awal mula penyakit Villda terdeteksi ketika ia merasakan gejala-gejala yang awalnya dianggap sepele. Mual dan lemas adalah keluhan awalnya, yang membuatnya mengira hanya masuk angin biasa. Namun, kondisi tubuhnya tak kunjung membaik, bahkan semakin memburuk. Setiap kali makan, rasa mual selalu muncul hingga menyebabkan muntah. Akibatnya, nafsu makannya hilang, tubuhnya semakin lemah, dan rasa lelah terus menghantuinya.

Merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, Villda memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Serangkaian pemeriksaan dilakukan, dan dokter menemukan adanya perubahan pada kulit dan bagian putih matanya yang mulai menguning. Kecurigaan awal mengarah pada hepatitis, namun hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Villda negatif hepatitis.

Kondisi Villda semakin memburuk. Selain tubuh yang semakin lemas, ia juga mengalami ruam gatal di seluruh badan, warna urine berubah menjadi kuning pekat, dan stamina tubuhnya terus menurun drastis. Kondisi ini membuatnya semakin khawatir dan bertekad untuk mencari tahu penyebab penyakitnya.

Berbagai upaya dilakukan Villda untuk mencari kejelasan mengenai penyakitnya. Ia berkonsultasi ke beberapa dokter berbeda, bahkan sempat mencoba pengobatan tradisional dan alternatif. Hingga akhirnya, setelah melalui berbagai pemeriksaan mendalam, Villda didiagnosis menderita gangguan fungsi liver. Dokter menduga kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang hatinya.

"Dokter bilang karena virus demam berdarah dengue dari nyamuk (semacam DBD) yang kebetulan menyerangnya parah ke liver," ungkap Villda. Selain itu, pola makan dan istirahat yang kurang teratur juga menjadi faktor pemicu gangguan fungsi hatinya. Akibatnya, fungsi hati Villda terganggu, dan kadar SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), serta bilirubinnya meningkat tinggi.

Proses pengobatan dan pemulihan Villda memakan waktu yang cukup lama, sekitar satu hingga dua tahun. Selama masa tersebut, ia harus menjalani kontrol medis secara rutin setiap bulan untuk memantau kondisi darah dan fungsi hatinya. Selain itu, ia juga diwajibkan untuk menjalani pola hidup sehat dengan menghindari makanan yang digoreng, membatasi asupan gula dan garam, serta beralih ke makanan rebus dan kukus. Aktivitas fisik berat, termasuk olahraga, juga harus dihentikan sementara waktu sampai tubuhnya benar-benar pulih.

Kini, kondisi fungsi hati Villda sudah kembali normal. Ia terakhir kali menjalani pemeriksaan darah pada awal tahun 2024. Selama sakit, Villda tidak sempat dirawat di rumah sakit, tetapi menjalani bed rest total di rumah.

Mengenal Penyakit Liver Lebih Dekat

Hati merupakan organ vital yang terletak di bawah tulang rusuk bagian kanan perut. Organ ini memiliki peran penting dalam mencerna makanan, membuang zat sisa dari tubuh, serta memproduksi berbagai zat, termasuk faktor pembekuan darah yang membantu menjaga aliran darah tetap normal.

Penyakit hati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, dan obesitas. Seiring berjalannya waktu, kerusakan pada hati dapat menyebabkan jaringan parut yang disebut sirosis. Sirosis dapat menyebabkan gagal hati, suatu kondisi yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan mengobati penyakit hati sejak dini.

Gejala Penyakit Liver

Penyakit hati tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas atau mudah dikenali. Namun, jika gejala muncul, beberapa yang mungkin dialami antara lain:

  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata (jaundice)
  • Sakit perut dan bengkak
  • Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
  • Kulit gatal
  • Air seni berwarna gelap
  • Tinja berwarna pucat
  • Kelelahan terus-menerus
  • Mual atau muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Mudah memar

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.