Kecelakaan Tongkang di Barito Kuala: Tiga Rumah Hancur, Diduga Akibat Kelalaian Awak Kapal

Kecelakaan Tongkang di Barito Kuala: Tiga Rumah Hancur, Diduga Akibat Kelalaian Awak Kapal

Sebuah kecelakaan laut yang mengakibatkan kerusakan signifikan terjadi di Desa Asia Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, pada Kamis, 6 Maret 2025, sekitar pukul 07.00 WITA. Insiden ini melibatkan sebuah tongkang yang menabrak tiga rumah warga yang berada di tepi Sungai Barito, menyebabkan kerusakan parah hingga hampir meratakan dua bangunan dengan tanah. Peristiwa ini dikonfirmasi oleh Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Barito Kuala, Iptu Ma'rum, yang menyatakan bahwa insiden tersebut telah terekam warga dan videonya viral di media sosial. Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan dan menghitung total kerugian material yang diderita para korban.

Kerusakan akibat tabrakan tongkang tersebut tidak hanya terbatas pada rumah warga. Sebuah dermaga dan warung milik warga juga mengalami kerusakan berat akibat hantaman kapal besar tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, berkat kesigapan warga yang berhasil menyelamatkan diri sebelum tongkang menghantam pemukiman mereka. Meskipun demikian, kerusakan material diperkirakan mencapai angka yang signifikan, dengan perkiraan Sekretaris Desa Asia Baru, Akhmad Solihin, mencapai lebih dari Rp 1 miliar.

Penyebab Kecelakaan:

Hasil penyelidikan awal mengindikasikan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian awak kapal. Berdasarkan keterangan dari kapten kapal dan kesaksian warga yang terekam dalam video yang beredar luas, diduga kapten kapal mengoperasikan tug boat dalam keadaan mengantuk. Situasi ini diperparah dengan kondisi kru kapal lainnya; satu kru sibuk bermain ponsel, sementara yang lain tertidur. Kurangnya kewaspadaan dan pengawasan dari awak kapal tersebut diduga menjadi penyebab utama terjadinya tabrakan yang merugikan warga Desa Asia Baru.

Tindakan Selanjutnya:

Polres Barito Kuala tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap secara detail kronologi kejadian dan menentukan langkah hukum yang akan diambil terhadap awak kapal yang diduga lalai. Proses penghitungan kerugian material masih berlangsung, melibatkan assessment terhadap kerusakan rumah, dermaga, dan warung yang terkena dampak tabrakan. Pihak berwenang juga diharapkan untuk meninjau ulang prosedur keselamatan dan pengawasan operasional kapal di sekitar wilayah tersebut guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Kesimpulan:

Insiden tabrakan tongkang di Barito Kuala ini menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan yang ketat dalam operasional kapal, terutama terkait kewaspadaan dan tanggung jawab awak kapal. Kelalaian yang mengakibatkan kerugian besar bagi warga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum demi keamanan dan keselamatan masyarakat.