Meneladani Kartini di Era Modern: Perempuan Surabaya Kampanyekan Gaya Hidup Frugal
Di tengah dinamika kehidupan modern yang serba cepat, perempuan memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi global, fluktuasi harga kebutuhan pokok, dan godaan gaya hidup mewah yang dipromosikan melalui media sosial menjadi tantangan tersendiri.
Memperingati Hari Kartini, Dwi Santy, seorang tokoh kemanusiaan dari Surabaya dan mantan Presiden Rotary Club Surabaya Kaliasin, mengajak perempuan Indonesia, khususnya di Surabaya, untuk menghidupkan kembali semangat Raden Ajeng Kartini dengan cara yang relevan dengan zaman sekarang. Santy menekankan bahwa semangat Kartini adalah semangat untuk terus belajar, memiliki cita-cita, dan menjadi yang terbaik. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada pendidikan formal, tetapi juga mencakup kemampuan beradaptasi dan mengantisipasi perubahan dalam kehidupan yang dinamis. Situasi makro saat ini penuh dengan tantangan, dan perubahan terjadi dengan sangat cepat.
Salah satu bentuk adaptasi yang ditekankan adalah penerapan frugal living, sebuah konsep hidup hemat yang menekankan kebijaksanaan dalam pengelolaan keuangan. Frugal living bukan sekadar memangkas pengeluaran, melainkan pilihan sadar untuk menyeimbangkan gaya hidup dengan situasi sosial dan lingkungan. Ini bukan tentang menjadi pelit, tetapi tentang membuat keputusan bijak dalam mengelola keuangan, termasuk dalam membeli dan menggunakan uang.
Konsep ini mengajarkan pentingnya memahami nilai sebenarnya dari suatu barang, bukan hanya harganya. Prioritas menjadi kunci utama, yaitu membedakan antara kebutuhan mendesak dan keinginan sesaat. Menabung menjadi kebiasaan penting, sehingga uang tidak hanya dihabiskan untuk membeli barang-barang konsumtif. Menghindari perilaku konsumtif yang seringkali menyebabkan tumpukan utang dan stres sangat ditekankan. Gaya hidup yang terkendali akan membawa ketenangan batin dan kebahagiaan yang lebih mendalam.
Lebih jauh lagi, frugal living tidak hanya berdampak pada keuangan pribadi, tetapi juga pada isu lingkungan global. Contohnya, dalam hal fesyen, perempuan diajak untuk lebih selektif dalam membeli pakaian. Santy menyoroti dampak negatif dari penggunaan bahan sintetis seperti poliester yang sulit terurai oleh lingkungan. Membeli pakaian sesuai kebutuhan adalah langkah bijak untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
Santy juga menyinggung pentingnya pola makan yang bijak untuk menghindari pemborosan makanan, yang tidak hanya bermanfaat bagi keuangan tetapi juga bagi kesehatan tubuh. Frugal living juga mencerminkan kecerdasan emosional, kepekaan terhadap kondisi sekitar, kemampuan untuk tidak reaktif dalam konsumsi, dan kemampuan menciptakan ruang hidup yang lebih teratur.
- Mengatur gaya hidup
- Kepekaan pada lingkungan
- Keuangan yang sehat
Santy meyakini bahwa orang yang bebas dari utang konsumtif akan dapat tidur nyenyak dan menghindari penumpukan barang. Perilaku menimbun barang juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.