Mbok Yem, Legenda Gunung Lawu, Pulih dan Siap Kembali Berjualan
Mbok Yem, Legenda Gunung Lawu, Pulih dan Siap Kembali Berjualan
Kondisi kesehatan Mbok Yem, pedagang legendaris di puncak Gunung Lawu, dilaporkan terus membaik. Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, wanita yang terkenal dengan keuletannya itu kini sudah mampu bercanda dan menunjukkan semangatnya untuk kembali beraktivitas. Kunjungan Kompas.com ke ruang perawatannya Jumat (7/3/2025) menunjukkan sebuah perubahan yang signifikan dari kondisi sebelumnya. Meskipun selang infus dan oksigen masih terpasang, senyum dan canda tawa kembali menghiasi wajahnya, sebuah tanda pemulihan yang menggembirakan.
Meskipun masih terlihat lemah, Mbok Yem menceritakan awal mula penyakitnya yang bermula dari sakit gigi, khususnya gigi taring yang goyang. "Kalau nyangkut makanan, sakitnya sampai berputar-putar," ujarnya sembari memaksakan senyum. Rasa sakit yang luar biasa ini membuatnya kehilangan nafsu makan, menyebabkan tubuhnya melemah dan mengalami tiga kali jatuh. Yang mengejutkan, di tengah kondisi kesehatannya yang memburuk, ia tetap bertahan di puncak Gunung Lawu, bahkan masih sempat menggoreng telur untuk para pendaki hingga larut malam. Kegigihannya ini mencerminkan dedikasi dan kecintaannya terhadap pekerjaan sebagai pedagang di puncak gunung tersebut. Ia baru bersedia turun gunung pada Selasa (4/3/2025) setelah dibujuk oleh pihak yang peduli dengan kesehatannya.
Perawatan intensif di RSI Aisyiyah menunjukkan dampak positif yang signifikan. Mbok Yem menyatakan kondisinya jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali tiba di rumah sakit. Ia mengungkapkan rasa optimismenya untuk segera pulih dan kembali ke Puncak Gunung Lawu untuk melanjutkan aktivitas berjualannya. "Besok lah saya mau pulang. Kalau sudah sehat ya kerja lagi," ucapnya dengan penuh harap. Doa dan dukungan dari para pendaki dan masyarakat luas menjadi penyemangat tersendiri bagi Mbok Yem dalam proses pemulihannya. Kisah Mbok Yem ini tidak hanya menggambarkan keuletan seorang pedagang, tetapi juga menjadi inspirasi tentang semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
Kondisi Mbok Yem membaik secara signifikan. Sakit gigi menjadi penyebab utama penurunan kesehatannya. Kegigihannya tetap berjualan di puncak Gunung Lawu meskipun sakit. Ia berharap segera kembali berjualan di puncak Gunung Lawu. Mbok Yem menerima dukungan dan doa dari para pendaki.