Investasi Baterai Kendaraan Listrik: Indonesia Tetap Optimis di Tengah Dinamika Pasar

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan tetap menjadi destinasi investasi yang menarik bagi investor global, meskipun ada pembatalan proyek oleh konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG terkait pengembangan rantai pasokan baterai kendaraan listrik.

Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan tertutup dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid bin Hamidi, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (22/4/2025). Presiden Prabowo menegaskan bahwa peluang kerjasama dengan perusahaan lain masih terbuka lebar. Optimisme ini didasarkan pada potensi ekonomi Indonesia yang besar dan kuat.

Sebelumnya, konsorsium yang beranggotakan LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, telah membatalkan rencana investasi senilai 11 triliun won atau setara dengan Rp130 triliun untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik secara komprehensif di Indonesia. Proyek ini mencakup seluruh tahapan produksi, mulai dari pengolahan bahan baku hingga pembuatan sel baterai.

Keputusan pembatalan proyek ini diungkapkan oleh sumber anonim kepada kantor berita Yonhap pada hari Jumat (18/4/2025). Alasan utama yang mendasari pembatalan tersebut adalah perubahan dinamika dalam industri kendaraan listrik global, terutama terkait dengan perlambatan pertumbuhan permintaan kendaraan listrik.

Seorang pejabat dari LG Energy Solution menjelaskan bahwa keputusan untuk keluar dari proyek tersebut diambil setelah mempertimbangkan kondisi pasar dan iklim investasi yang ada. Meskipun demikian, LG Energy Solution menegaskan komitmennya untuk melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia, termasuk pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), yang merupakan usaha patungan dengan Hyundai Motor Group.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, juga memberikan tanggapan terkait hal ini. Beliau menyatakan bahwa mundurnya LG tidak akan menghambat upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan rantai pasokan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Kolaborasi dengan mitra lain seperti Volkswagen, CBL China, dan Ford Motor tetap berjalan sesuai rencana. Lahan yang sebelumnya dialokasikan untuk proyek LG kini dapat ditawarkan kepada investor potensial lainnya dari berbagai negara, termasuk Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, dan Amerika Serikat (AS). Pemerintah Indonesia juga membuka peluang kerjasama yang luas dengan AS, terutama dalam konteks peningkatan hubungan dagang antara kedua negara, dengan fokus pada percepatan momentum pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Berikut adalah poin-poin utama dari perkembangan ini:

  • Keyakinan Presiden: Presiden Prabowo Subianto optimis Indonesia tetap menarik bagi investor, meski LG batal investasi.
  • Alasan Pembatalan LG: Perlambatan permintaan kendaraan listrik global menjadi alasan utama.
  • Komitmen LG: LG tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia.
  • Pernyataan Menteri BUMN: Erick Thohir menegaskan pembatalan LG tidak menghambat pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik.
  • Alternatif Kerjasama: Lahan yang ditinggalkan LG akan ditawarkan kepada investor lain.
  • Negara Potensial: Arab Saudi, Qatar, UEA, Jepang, dan AS menjadi target kerjasama baru.
  • Fokus Pemerintah: Percepatan pembangunan rantai pasokan ekosistem baterai kendaraan listrik.