IHSG Menguat di Awal Perdagangan, Rupiah Tertekan Sentimen Global

markdown Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif di pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (22/4/2025). Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan di pasar spot.

Pada pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat berada di level 6.603,09, mengalami kenaikan sebesar 64,82 poin atau 0,99 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.538,26. Data perdagangan menunjukkan 263 saham bergerak naik, 100 saham mengalami penurunan, dan 180 saham stagnan. Nilai transaksi yang tercatat hingga saat ini mencapai Rp 943,99 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 1,31 juta saham.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar saham hari ini. Salah satunya adalah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menegaskan tidak memiliki rencana untuk memberhentikan Jerome Powell dari jabatan Ketua Bank Sentral AS (Federal Reserve), meskipun terdapat ketidakpuasan terkait suku bunga yang tinggi.

Selain itu, IMF memberikan pandangan mengenai potensi penurunan ekonomi yang cepat dan mendalam akibat tekanan dari perang tarif. Dari analisis teknikal, Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support di 6.380 dan resistance di 6.650. Level support IHSG berada di 6.406, 6.317, dan 6.148, sedangkan level resistennya di 6.557, 6.663, 6.707, dan 6.818. Indikator MACD menunjukkan momentum bullish.

Di pasar regional, bursa Asia mayoritas berada di zona hijau. Strait Times naik 0,62 persen (23,58 poin) ke level 3.818,98, Shanghai Composite turun 0,15 persen (4,96 poin) ke level 3.294,79. Nikkei 225 melonjak 1,50 persen (512,39 poin) ke level 34.733,00, dan Hang Seng menguat 1,48 persen (319,01 poin) ke level 21.881.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menunjukkan pelemahan. Data Bloomberg mencatat, pada pukul 09.14 WIB, rupiah berada di level Rp 16.868 per dolar AS, melemah 8,5 poin atau 0,05 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.859,5 per dolar AS.

Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menyatakan bahwa pasar sedang menanti keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Pasar memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan terhadap dolar AS. Kekhawatiran pasar terhadap dampak kebijakan tarif Trump masih membayangi, meskipun terdapat sinyal positif dari Gedung Putih mengenai potensi penurunan tensi perang tarif dengan China. Sentimen positif ini mendorong pergerakan positif indeks saham Asia.

Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS, meskipun risiko pelemahan masih ada. Ariston Tjendra menyoroti bahwa penguatan rupiah hanya terbatas 30 poin saat dolar AS melemah pada hari Senin. Hal ini menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya yakin terhadap kondisi perekonomian di tengah ketidakpastian kebijakan tarif Trump. Potensi penguatan rupiah diperkirakan menuju level 16.800, dengan potensi resisten di kisaran 16.880.