Kunjungan Dedi Mulyadi ke Depok Dihadiri Warga Terdampak Kerusuhan, Sertifikasi Tanah Jadi Sorotan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan kerja ke Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok, pada hari Selasa, 22 April 2025. Kehadirannya di lokasi yang baru-baru ini menjadi pusat kerusuhan akibat pembakaran mobil polisi, langsung disambut hangat oleh warga setempat.
Momen kedatangan Dedi Mulyadi diwarnai suasana haru. Seorang warga perempuan bahkan tak kuasa menahan air mata saat bertemu langsung dengan sang gubernur. Sambil terisak, ia menyampaikan aspirasinya terkait status tanah yang mereka tempati. "Bantu kami, Pak. Biar kampung kami disertifikatkan," pintanya dengan penuh harap.
Perempuan tersebut menjelaskan bahwa ia dan keluarganya telah lama berdomisili di Depok, namun lahan yang menjadi tempat tinggal mereka hingga kini belum memiliki sertifikat resmi. Menanggapi permohonan tersebut, Dedi Mulyadi memberikan jawaban yang lugas. Ia menanyakan status kepemilikan tanah tersebut. "Tanahnya tanah siapa? negara?," tanyanya.
Setelah mendapat konfirmasi bahwa tanah tersebut adalah tanah negara, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa proses sertifikasi tidak dapat dilakukan semudah membalikkan telapak tangan. Ia menjelaskan bahwa tanah negara memiliki aturan dan prosedur tersendiri terkait alih kepemilikan atau sertifikasi.
Selain masalah sertifikasi tanah, perempuan tersebut juga mencurahkan kesedihannya terkait penangkapan suaminya dalam insiden pembakaran mobil polisi. "Suami saya tukang parkir, punya anak dua," ujarnya dengan nada pilu.
Mendengar curhatan tersebut, Dedi Mulyadi menunjukkan empatinya dan berjanji akan memberikan bantuan untuk meringankan beban keluarga tersebut, terutama dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya. "Ya, nanti saya bantu yang anak-anaknya makannya. Karena itu urusan kemanusiaan," ungkapnya.
Kerusuhan yang terjadi di Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok, dipicu oleh penangkapan seorang tersangka berinisial TS atas kasus penganiayaan dan kepemilikan senjata api ilegal. Penangkapan yang dilakukan pada dini hari tersebut mendapat perlawanan dari massa, yang berujung pada perusakan tiga mobil polisi, satu di antaranya dibakar.
Akibat insiden tersebut, pihak kepolisian telah menetapkan sembilan orang sebagai tersangka. Lima di antaranya telah ditahan, sementara empat lainnya masih dalam pengejaran.