Lestarikan Budaya, Pria Yogyakarta Kenakan Kostum Ledhek Gogik di Wisuda Menantu

Yogyakarta: Pelestarian Budaya di Tengah Perayaan Akademik

Suasana khidmat dan sukacita mewarnai upacara wisuda pascasarjana di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM). Di antara deretan keluarga yang hadir memberikan dukungan, sosok Budi Prasojo (68) mencuri perhatian dengan penampilannya yang unik. Pria asal Pandean, Umbulharjo, Yogyakarta ini hadir mengenakan kostum Ledhek Gogik, sebuah kesenian tradisional yang kini semakin jarang terlihat.

Kehadiran Budi bukan sekadar untuk merayakan keberhasilan menantunya meraih gelar dokter spesialis. Lebih dari itu, aksinya ini merupakan perwujudan nazar yang sempat tertunda dan upaya untuk memperkenalkan kembali kekayaan budaya Yogyakarta kepada generasi muda.

Nazar yang Tertunda dan Cinta pada Seni Tradisional

Budi mengungkapkan bahwa ia sebenarnya telah bernazar untuk mengenakan kostum Ledhek Gogik saat anaknya meraih gelar S3. Namun, pandemi Covid-19 menggagalkan niatnya saat itu. Kesempatan itu akhirnya datang saat menantunya, Sarly Puspita Ariesta, diwisuda.

"Ini adalah nazar saya yang dulu belum sempat terlaksana. Selain itu, saya ingin mengenalkan kembali kesenian Ledhek Gogik ini," ujar Budi.

Ledhek Gogik adalah bagian dari seni pertunjukan tradisional yang melibatkan tarian dan musik gamelan. Kostum yang dikenakan biasanya terdiri dari kain jarik, kemben, selendang, serta hiasan kepala yang khas. Kehadiran Budi dengan kostum ini diharapkan dapat membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap seni tradisional yang semakin terpinggirkan.

Aktif dalam Kegiatan Budaya

Budi dikenal sebagai sosok yang aktif dalam berbagai kegiatan budaya di Yogyakarta. Ia sering hadir dalam acara-acara seperti ulang tahun Kabupaten Sleman, upacara adat Bekakak di Gamping, dan kirab budaya Nitilaku UGM. Partisipasinya ini dilakukannya tanpa mengharapkan imbalan apapun.

"Saya selalu berusaha hadir dalam kegiatan-kegiatan budaya jika ada waktu luang. Ini adalah bentuk kecintaan saya pada budaya Yogyakarta," kata Budi.

Reaksi Haru Sang Menantu

Sarly Puspita Ariesta, sang menantu, mengaku terkejut sekaligus terharu melihat mertuanya hadir dengan kostum Ledhek Gogik. Ia sangat mengapresiasi dukungan dan upaya mertuanya dalam melestarikan budaya.

"Saya sangat terharu dan bangga dengan Bapak. Beliau selalu mendukung saya dan keluarga," ungkap Sarly.

Sarly, yang berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi geriatri, merasa bersyukur dapat merawat mertuanya yang sempat mengalami masalah jantung. Ilmu yang ia peroleh sangat bermanfaat untuk membantu pemulihan kesehatan Budi.

"Alhamdulillah, berkat ilmu yang saya miliki, Bapak bisa kembali sehat dan beraktivitas seperti biasa," pungkas Sarly.

Kisah Budi Prasojo menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana cinta pada keluarga dan kecintaan pada budaya dapat berjalan beriringan. Aksinya mengenakan kostum Ledhek Gogik di acara wisuda menantunya bukan hanya sekadar memenuhi nazar, tetapi juga menjadi wujud nyata pelestarian warisan budaya Yogyakarta.