Analis Ungkap Prospek Saham Emas di Tengah Pembentukan Bullion Bank dan Kenaikan Harga
Harga emas dunia mencetak rekor tertinggi pada April 2025, menembus angka 3.400 dollar AS per troy ounce. Menurut riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, kenaikan ini didorong oleh kombinasi faktor fundamental yang kuat, tekanan makroekonomi global, dan sentimen pasar yang mencari perlindungan nilai di tengah ketidakpastian.
Pemerintah Indonesia, melalui MIND ID dan PT Antam Tbk, telah menggagas pembentukan bullion bank sejak 2023-2024 untuk memperkuat ekosistem logam mulia nasional. Meskipun masih dalam tahap inisiasi pada kuartal II-2025, rencana ini mendapat dukungan dari OJK, Kementerian BUMN, dan Bank Indonesia. Bullion bank diharapkan dapat menyediakan pembiayaan dan perdagangan emas fisik yang lebih efisien, serta memfasilitasi hedging, kliring, dan penyimpanan emas dengan standar internasional.
Bullion bank juga bertujuan untuk mengintegrasikan pasar emas domestik ke dalam sistem keuangan nasional dan global. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap emiten emas di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
Kiwoom Sekuritas Indonesia memprediksi bahwa PT Antam Tbk (ANTM) akan menjadi pemain kunci, memungkinkan perusahaan untuk memperluas bisnisnya di luar refining dan retail ke sektor keuangan berbasis logam mulia. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) diharapkan memperoleh akses pembiayaan dan distribusi yang lebih efisien untuk perhiasan dan emas batangan.
Emiten lain seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB), yang fokus pada eksplorasi dan produksi, juga berpotensi mendapatkan manfaat dari kenaikan harga emas melalui akses likuiditas dan fasilitas hedging. Merdeka Copper Gold (MDKA) diperkirakan akan diuntungkan dalam hal pembiayaan proyek dan monetisasi emas digital, terutama jika bullion bank bersinergi dengan pasar kripto atau tokenisasi emas.
Berikut adalah prospek kinerja beberapa emiten emas:
-
PT Antam Tbk (ANTM)
- Posisi strategis sebagai anak usaha Mind ID dan produsen emas batangan logam mulia.
- Harga emas Antam telah menembus Rp 2 juta per gram, naik lebih dari 31 persen secara tahunan.
- Permintaan emas domestik yang tinggi.
- Sinergi proyek hilirisasi tambang (emas, nikel) memperkuat valuasi jangka panjang.
- PER rendah dibandingkan perusahaan sejenis.
- Potensi dividen yang solid jika laba bersih meningkat.
-
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
- Fokus pada manufaktur dan distribusi perhiasan emas domestik.
- Tren harga emas yang tinggi mendorong nilai inventori.
- Perluasan pasar domestik dan strategi e-commerce yang agresif.
- Produk-produk digital berbasis logam mulia emas menjadi katalis permintaan retail.
- Risiko: Marjin tertekan jika harga bahan baku naik terlalu cepat.
-
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
- Transformasi bisnis dari tambang tembaga dan emas ke hilirisasi baterai kendaraan listrik (EV).
- Mencetak laba di kuartal IV-2024 setelah kerugian di kuartal sebelumnya.
- Potensi peningkatan margin jika harga emas terus naik.
- Risiko: Tekanan dari beban utang pasca akuisisi dan proyek hilirisasi.
-
PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB)
- Fokus pada eksplorasi dan produksi emas murni.
- Produksi dari tambang Doup dan Bakan yang stabil.
- Eksposur murni terhadap harga emas.
- Risiko: Efisiensi biaya perlu ditingkatkan untuk menjaga profitabilitas.