Indonesia Targetkan Swasembada Beras Tahun 2025: Pemerintah Hentikan Impor

Pemerintah Pastikan Tak Impor Beras Tahun Ini

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), secara tegas menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor beras pada tahun 2025. Keputusan ini diambil berdasarkan optimisme pemerintah terhadap pencapaian swasembada pangan dalam waktu dekat. Pernyataan tersebut disampaikan Zulhas di hadapan para petani dalam acara bertajuk #DemiIndonesia Mandiri Pangan yang diselenggarakan oleh detikcom di Lapangan Pangkur, Ngawi, Jawa Timur, pada Senin (3/3/2025).

"Pemerintah pusat telah memutuskan tahun ini kita tidak impor beras lagi," tegas Zulhas, menekankan komitmen pemerintah untuk mengakhiri ketergantungan impor beras dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Pernyataan ini disambut antusias oleh para petani yang hadir, sebagai bukti nyata dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian dalam negeri.

Swasembada Pangan: Komitmen Presiden dan Kolaborasi Nasional

Optimisme pemerintah dalam mencapai swasembada pangan, menurut Zulhas, didasari oleh komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan ketahanan pangan sebagai prioritas utama. Zulhas menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada pemerintah pusat, tetapi memerlukan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak. Hal ini mencakup pemerintah daerah, masyarakat luas, TNI, Polri, dan bahkan peran penting media massa dalam mensosialisasikan program dan pencapaian pemerintah.

"Hari ini kita bicara karbohidrat, padi, dan jagung. Tidak mungkin pemerintah pusat sendirian, tapi harus kerja sama. Presiden komandannya, menteri, gubernur, bupati, TNI, Polri, semua pihak termasuk media. Dengan kerja sama yang erat, kita optimis swasembada pangan dapat terwujud bahkan tahun ini," jelas Zulhas, menekankan pentingnya sinergi untuk mencapai tujuan tersebut.

#DemiIndonesia Mandiri Pangan: Momentum Penting Menuju Swasembada

Acara #DemiIndonesia Mandiri Pangan merupakan hasil kolaborasi antara detikcom, Kementerian Koordinator Pangan, Bupati Ngawi, para petani, dan Bulog. Kegiatan ini bukan sekadar perayaan panen raya, tetapi juga menjadi platform untuk mengapresiasi kontribusi petani dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Pilihan Ngawi sebagai lokasi acara didasarkan pada statusnya sebagai salah satu lumbung pangan nasional, sehingga dapat mempromosikan kekayaan hasil panen dan potensi lokal daerah tersebut, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Rangkaian acara meliputi:

  • Panen Raya Bersama & Live Transaksi Panen Raya, yang diawali sambutan Presiden Prabowo Subianto dan dilanjutkan panen padi simbolis bersama petani.
  • Transaksi langsung antara petani dan Bulog dengan harga pembelian beras Rp 6.500 per kilogram.
  • Penyerahan alat pertanian simbolis kepada petani untuk meningkatkan produktivitas.
  • Manifesto Swasembada oleh Menko Pangan.
  • Talk Show interaktif.
  • Expo Hasil Panen, Ekonomi Kreatif, dan Jajanan Lokal.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Menteri Koordinator Pangan, Gubernur Jawa Timur, Bupati Ngawi, dan perwakilan dari berbagai kementerian terkait, serta masyarakat Kabupaten Ngawi. Kehadiran mereka menandakan komitmen bersama dalam mencapai swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, dan Perum Bulog, turut memperkuat komitmen ini.

Swasembada Pangan: Strategi dan Inovasi

Swasembada pangan menjadi salah satu misi utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pemerintah telah menerapkan berbagai strategi, termasuk optimalisasi teknologi di sektor pertanian dan berbagai inovasi, seperti yang ditunjukkan melalui kegiatan #DemiIndonesia Mandiri Pangan di Ngawi. Inisiatif ini diharapkan menjadi contoh nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendekatkan Indonesia menuju kemandirian di sektor pertanian.