Monolog Gibran tentang Bonus Demografi Tuai Reaksi Negatif di Dunia Maya

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini menjadi perbincangan hangat setelah mengunggah sebuah video monolog yang membahas tentang generasi muda dan potensi bonus demografi Indonesia. Namun, alih-alih mendapatkan sambutan positif, video berdurasi 6 menit 19 detik tersebut justru menuai reaksi beragam dari warganet, dengan jumlah dislike yang jauh melampaui jumlah like.

Data menunjukkan bahwa hingga Rabu (23/4/2025) pukul 13.35 WIB, video monolog Gibran tersebut telah disaksikan sebanyak 867.319 kali. Meskipun demikian, jumlah like hanya mencapai 44 ribu, sementara jumlah dislike mencapai 108.157, berdasarkan data dari sebuah situs yang memantau metrik like dan dislike video. Selain itu, kolom komentar video tersebut juga diramaikan dengan lebih dari 37 ribu komentar.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, memberikan analisis terkait fenomena ini. Menurutnya, Gibran kemungkinan besar berupaya untuk memperkuat citranya sebagai sosok yang layak menduduki jabatan Wakil Presiden Republik Indonesia. Video monolog yang mengangkat isu bonus demografi dan tantangan yang dihadapi Indonesia dapat dilihat sebagai upaya untuk menampilkan dirinya sebagai figur yang kompeten dan berwawasan.

Jamiluddin menambahkan bahwa citra negatif yang melekat pada Gibran mungkin menjadi salah satu faktor pendorong di balik upaya perubahan citra ini. Melalui video monolog tersebut, Gibran berusaha untuk mengubah persepsi publik dari sosok yang dianggap nyeleneh menjadi figur yang serius, cerdas, dan visioner. Upaya ini juga dapat dilihat sebagai persiapan untuk menghadapi potensi kontestasi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2029.

Lebih lanjut, Jamiluddin menjelaskan bahwa keberhasilan Gibran dalam mengubah persepsi publik akan membuka peluang baginya untuk bersaing dalam Pilpres 2029. Namun, jika upaya ini gagal, karier politiknya mungkin akan meredup. Sebelumnya, dalam kanal YouTube-nya, Gibran menyampaikan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi pada periode 2030-2045, di mana sekitar 208 juta penduduk akan berada pada usia produktif. Ia menekankan bahwa ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan untuk mengelola bonus demografi demi masa depan Indonesia.

Berikut adalah point penting yang disampaikan Gibran dalam monolognya:

  • Jumlah penduduk usia produktif mencapai 208 juta jiwa pada periode 2030-2045.
  • Bonus demografi adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan.
  • Bonus demografi harus dikelola dengan baik untuk masa depan Indonesia.