Harga Kelapa Meroket: Pedagang Pasar Menjerit Dampak Ekspor

Pedagang kelapa di Pasar Paseban, Jakarta Pusat, mengeluhkan lonjakan harga kelapa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kenaikan harga ini diduga kuat akibat tingginya volume ekspor kelapa ke luar negeri, khususnya ke Tiongkok, yang menyebabkan kelangkaan pasokan di dalam negeri.

Agus, seorang pedagang kelapa yang telah berjualan selama bertahun-tahun, mengungkapkan bahwa harga kelapa sempat menyentuh angka Rp 17.000 per butir saat Lebaran. Namun, setelah Lebaran, harga terus melonjak hingga mencapai Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per butir. "Saya baru pertama kali mengalami harga kelapa setinggi ini. Katanya karena banyak diekspor ke Cina," ujarnya.

Ia menambahkan, pasokan kelapa di pasar saat ini sangat terbatas. Hal ini menyebabkan harga kelapa tetap tinggi meskipun musim Lebaran telah usai. Agus berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menghentikan ekspor kelapa agar harga kembali stabil dan terjangkau bagi masyarakat.

"Harapan saya, pemerintah harus menghentikan ekspor kelapa ke luar negeri supaya harga stabil. Kami rakyat kecil ini semakin sulit mencari nafkah," keluhnya.

Senada dengan Agus, Nopi, pedagang kelapa lainnya, merasakan dampak yang sama. Ia mengatakan bahwa jumlah pembeli kelapa telah menurun drastis sejak harga naik. Banyak pelanggan yang mengurangi jumlah pembelian mereka, yang berimbas pada penurunan omzet penjualan hingga 50 persen.

"Sekarang pembeli banyak yang mengurangi pembelian. Yang biasanya beli satu butir, sekarang hanya setengah butir. Penjualan bisa turun 50 persen dari biasanya," kata Nopi.

Baik Agus maupun Nopi berharap pemerintah segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini demi kesejahteraan pedagang kecil dan masyarakat luas. Mereka mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkret agar harga kelapa dapat kembali normal dan stabil.

Berikut poin-poin keluhan pedagang:

  • Kenaikan Harga: Harga kelapa melonjak drastis hingga Rp 25.000 per butir.
  • Penurunan Daya Beli: Masyarakat mengurangi pembelian akibat harga yang mahal.
  • Penurunan Omzet: Penjualan pedagang turun hingga 50 persen.
  • Harapan Pedagang: Pemerintah segera menghentikan ekspor kelapa dan menstabilkan harga.