Polemik Video Monolog Gibran: Demokrat Soroti Potensi Muatan Politik di Balik Gaya Komunikasi Baru Wapres
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Syahrial Nasution, menanggapi kemunculan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan serangkaian video monolog yang tayang di kanal YouTube pribadinya. Menurut Syahrial, hanya Gibran sendiri yang dapat menjawab secara pasti apakah ada muatan politik tertentu di balik inisiatif tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah spekulasi yang berkembang terkait motif Gibran dalam membuat video-video tersebut.
Syahrial berpendapat bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa langkah Gibran ini semata-mata bertujuan untuk membangun citra diri dalam persiapan menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029. Ia menegaskan bahwa sebagai seorang politisi dan Wakil Presiden, Gibran memiliki hak untuk menyampaikan pandangan dan gagasannya kepada publik melalui berbagai saluran informasi yang tersedia.
"Soal apakah kegiatan tersebut punya muatan politik, hanya Mas Gibran yang tahu pasti," ujar Syahrial. "Tidak ada larangan juga jika politisi atau pengamat menilai sebagai upaya mempersiapkan diri membangun citra menuju Pilpres 2029. Meskipun masih terlalu dini analisanya," imbuhnya.
Syahrial menambahkan bahwa melalui video monolognya, Gibran berupaya untuk menyampaikan pandangan dan harapan terkait terciptanya generasi emas Indonesia pada tahun 2045 mendatang. Ia menekankan bahwa sebagai seorang Wakil Presiden, Gibran berhak memanfaatkan berbagai platform informasi untuk menjangkau masyarakat luas, termasuk dengan gaya monolog yang dipilihnya.
"Termasuk dengan gayanya yang monolog. Artinya gagasan tersebut disampaikan satu arah. Konsekuensinya, karena memanfaatkan ruang publik, maka bisa saja terjadi pro-kontra. Dan sebaiknya hal itu dipandang sebagai dinamika demokrasi," jelasnya.
Isi Video Monolog Gibran
Seri video monolog Gibran dimulai dengan pembahasan mengenai bonus demografi dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memanfaatkan potensi generasi muda. Dalam video tersebut, Gibran juga menyinggung keberhasilan film animasi "Jumbo" sebagai salah satu contoh karya anak bangsa yang patut diapresiasi.
Video pertama, yang diunggah pada Sabtu, 19 April 2025, menyoroti posisi strategis Indonesia di tengah berbagai tantangan global, seperti perang dagang, geopolitik, dan perubahan iklim. Gibran menekankan bahwa pada periode 2030-2045, lebih dari separuh penduduk Indonesia, atau sekitar 208 juta jiwa, akan berada dalam usia produktif. Ia menilai hal ini sebagai peluang emas untuk mengelola bonus demografi dan mendorong kemajuan bangsa.
"Teman-teman, tantangan ini memang ada. Bahkan begitu besar, tapi yakinlah peluang kita juga jauh lebih besar," kata Gibran dalam video tersebut.
Video kedua, yang diunggah pada Selasa, 22 April 2025, mengangkat tema kebanggaan atas pencapaian Timnas Indonesia yang berhasil lolos ke Piala Dunia U-17. Langkah Gibran yang terbilang baru ini, dengan membuat video-video bertema populer, menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama mengingat bahwa Gibran relatif jarang tampil dan berbicara di depan publik sejak menjabat sebagai wakil presiden.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, sebelumnya berpendapat bahwa video monolog yang dibuat oleh Gibran dapat menjadi sarana untuk menjaga eksistensi Gibran di panggung politik, terutama dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2029. Adi berpandangan bahwa langkah ini merupakan upaya Gibran untuk tetap menjadi pusat perhatian dan menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang layak diperhitungkan di masa depan.
"Tentu ini sebagai upaya dari Gibran supaya tetap berada di spotlight yang selalu menjadi arus utama pembicaraan bahwa dia itu adalah seorang pemimpin yang memang sangat layak untuk diperhitungkan, terutama untuk di 2029," kata Adi.