Konflik Akses Pemakaman Berakhir, Bupati Ponorogo Sediakan Lahan Baru 'Astana Bukul' untuk Warga

Perseteruan puluhan tahun terkait akses pemakaman antara warga Desa Wates dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, akhirnya menemui titik terang. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengambil langkah cepat dengan menyediakan lahan pemakaman baru seluas 868 meter persegi yang diberi nama 'Astana Bukul'. Lahan ini diperuntukkan bagi warga kedua desa yang selama ini kesulitan memakamkan jenazah karena adanya larangan melintas di jalan milik warga setempat.

Kisruh ini bermula dari adanya larangan dari seorang warga Desa Wates, Sulasmi, yang tidak mengizinkan jenazah melintas di jalan yang berada di samping rumahnya. Keyakinan bahwa tanah yang dilewati keranda jenazah akan menjadi 'sangar' menjadi alasan utama pelarangan tersebut. Akibatnya, warga Desa Wates dan Tugurejo terpaksa menyeberangi sungai untuk mencapai pemakaman umum Desa Tugurejo, sebuah pemandangan yang memprihatinkan dan sempat viral di media sosial.

Menanggapi viralnya video tersebut, Bupati Sugiri Sancoko awalnya mempertimbangkan pembangunan jembatan sebagai solusi permanen. Namun, mengingat proses perencanaan dan pembangunan jembatan akan memakan waktu yang cukup lama, opsi pembelian lahan pemakaman baru dianggap sebagai solusi yang lebih cepat dan efektif. “Sempat terlintas ide membangun jembatan dari Desa Wates ke Desa Tugurejo, di mana lokasi makam, tetapi tentu masih butuh waktu, perencanaan, dan lain-lain. Alternatifnya biar juga independen saudara-saudara saya di Bukul punya makam sendiri, maka kita lakukan cari tanah yang ikhlas,” ujar Sugiri.

Uniknya, anggaran untuk pembelian lahan 'Astana Bukul' tidak diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Bupati Sugiri Sancoko menggalang dana dari sumbangan (saweran) orang-orang terdekatnya untuk mewujudkan solusi ini. Lahan tersebut dibeli dari Lukas Kamsari, seorang warga Dukuh Bukul, Desa Wates, yang bersedia menjual tanahnya untuk kepentingan bersama.

Dengan adanya 'Astana Bukul', diharapkan warga Desa Wates dan Tugurejo dapat memakamkan jenazah dengan layak dan tanpa hambatan. Langkah cepat dan solutif yang diambil oleh Bupati Sugiri Sancoko ini patut diapresiasi sebagai upaya nyata dalam menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat.

Lokasi pemakaman 'Astana Bukul' berada di lahan milik Lukas Kamsari, warga Dukuh Bukul, Desa Wates, yang dibeli dari hasil urunan (saweran).