Antisipasi Keracunan Berulang, BGN Perketat SOP Program Makan Bergizi Gratis
Kasus keracunan massal yang menimpa puluhan siswa di Cianjur, Jawa Barat, setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan utama Badan Gizi Nasional (BGN). Sebagai respons cepat, BGN mengumumkan penambahan satu standar operasional prosedur (SOP) baru dalam pelaksanaan program tersebut. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keamanan pangan bagi para penerima manfaat program MBG.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa SOP tambahan ini berfokus pada penanganan sisa makanan. Berbeda dengan praktik sebelumnya, sisa makanan kini tidak lagi dibersihkan di lingkungan sekolah, melainkan harus dikelola di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir potensi kontaminasi dan penyebaran bakteri atau zat berbahaya lainnya yang mungkin terkandung dalam sisa makanan. Dadan juga menegaskan komitmen BGN untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di lapangan melalui pelatihan tambahan. Fokus pelatihan ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petugas dalam mengidentifikasi potensi risiko keamanan pangan dan menerapkan praktik-praktik kebersihan yang optimal.
Dadan juga telah melakukan inspeksi langsung ke SPPG Cianjur, fasilitas yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Menurutnya, SPPG tersebut telah beroperasi sejak Januari 2026 dan insiden keracunan ini merupakan kejadian pertama. Meskipun demikian, BGN tetap melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti keracunan tersebut. Proses investigasi melibatkan pengambilan sampel makanan untuk diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat. Hasil uji laboratorium diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kandungan makanan dan mengidentifikasi potensi kontaminan.
Selain melakukan investigasi, Dadan juga menyempatkan diri untuk menjenguk para siswa yang menjadi korban keracunan di MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur. Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan moril dan upaya untuk memastikan bahwa para siswa mendapatkan perawatan medis yang memadai. Pihak sekolah juga aktif mendata siswa yang dirawat di puskesmas dan menjalin komunikasi yang erat dengan orang tua siswa. BGN menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan kesehatan dan pemulihan para siswa yang terdampak. Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi BGN untuk terus meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian mutu program MBG.
Rincian Kejadian:
- Total siswa yang mengalami keracunan: 78
- MAN 1 Cianjur: 55 siswa
- SMP PGRI 1 Cianjur: 23 siswa
- Sebagian besar siswa telah dipulangkan setelah menjalani perawatan
- Beberapa siswa masih dalam perawatan
BGN berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kondisi kesehatan para siswa dan memberikan dukungan penuh kepada pihak sekolah dan keluarga. Hasil uji laboratorium diharapkan dapat memberikan titik terang mengenai penyebab keracunan dan menjadi dasar untuk perbaikan sistem yang lebih komprehensif.