Google Investasi Besar dalam Energi Angin Lepas Pantai di Taiwan, Targetkan Operasi Bebas Karbon 24/7

Raksasa teknologi Google membuat langkah signifikan dalam mewujudkan komitmennya terhadap energi bersih dengan menandatangani perjanjian pembelian energi listrik tenaga angin lepas pantai (offshore wind) pertamanya di Asia Pasifik. Kesepakatan ambisius ini diumumkan pada hari Selasa, 22 April 2025, menandai tonggak penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai operasional bebas karbon (Carbon Free Energy/CFE) selama 24 jam setiap hari (24/7) pada tahun 2030.

Proyek energi terbarukan skala besar ini, bernama Fengmiao I, memiliki kapasitas mencapai 495 megawatt (MW). Proyek ini akan dikembangkan oleh Copenhagen Infrastructure Partners (CIP), sebuah perusahaan investasi infrastruktur energi terkemuka asal Denmark. Lokasi proyek strategis berada di ladang angin lepas pantai yang sedang dibangun di Taiwan, memanfaatkan potensi besar energi angin di wilayah tersebut.

I-Chun Hsiao, Pemimpin Senior Energi dan Infrastruktur Google untuk kawasan Asia Pasifik, menyatakan bahwa Fengmiao I akan menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor angin lepas pantai di Taiwan. Proyek ini diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2027, dan listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung pusat data Google, wilayah cloud, serta kantor-kantor perusahaan yang berlokasi di Taiwan. Investasi ini tidak hanya memperkuat infrastruktur Google di wilayah tersebut tetapi juga memastikan bahwa operasionalnya didukung oleh sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Langkah ini semakin mempertegas komitmen Google untuk mendukung transisi energi bersih di Asia, khususnya di Taiwan. Google berupaya menyediakan sumber daya energi berkelanjutan yang andal untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat seiring dengan ekspansi operasionalnya. Selain perjanjian energi angin lepas pantai ini, Google juga telah mengambil beberapa langkah strategis lainnya dalam beberapa tahun terakhir untuk mencapai tujuan keberlanjutannya.

Sebelumnya, pada tahun 2024, Google menjalin kemitraan dengan BlackRock untuk berinvestasi di New Green Power, serta memperoleh energi terbarukan dari sejumlah proyek tenaga surya di Taiwan. Pada bulan April 2025, Google juga menandatangani kesepakatan pembelian energi panas bumi dengan Baseload Capital, menunjukkan diversifikasi sumber energi terbarukan yang digunakan.

Serangkaian perjanjian energi bersih ini adalah bagian integral dari strategi Google untuk mencapai target operasional bebas karbon 24/7 pada tahun 2030. Target ini, yang diumumkan sejak tahun 2020, berarti bahwa Google akan mencocokkan permintaan listrik dengan pasokan energi bebas karbon setiap jam, setiap hari, di semua wilayah tempat perusahaan beroperasi. Ini adalah komitmen yang sangat ambisius yang membutuhkan investasi besar dalam energi terbarukan dan teknologi canggih untuk memastikan pasokan energi yang berkelanjutan dan andal.

Dengan Fengmiao I sebagai proyek energi angin lepas pantai pertama Google di Asia Pasifik, perusahaan ini tidak hanya memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan tetapi juga memberikan contoh bagi perusahaan lain di seluruh dunia. Langkah ini diharapkan dapat mendorong adopsi energi terbarukan secara global dan membantu mempercepat transisi menuju ekonomi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Investasi ini juga menunjukkan keyakinan Google terhadap potensi energi terbarukan di Asia dan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di wilayah tersebut.

Investasi Google di Fengmiao I adalah bagian dari tren yang lebih luas dari perusahaan-perusahaan teknologi yang berinvestasi dalam energi terbarukan. Dengan biaya energi terbarukan yang terus menurun dan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim, semakin banyak perusahaan yang beralih ke energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Investasi ini tidak hanya membantu perusahaan mengurangi jejak karbon mereka tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong inovasi di sektor energi terbarukan.