Hilangnya Belanjaan Online Berujung Laporan Polisi: Kisah Frustrasi Pelanggan Supermarket di Kanada

Frustrasi Belanja Online: Wanita Kanada Laporkan Kehilangan Pesanan ke Polisi

Kemudahan berbelanja bahan makanan secara daring, yang menjanjikan efisiensi dan kepraktisan, ternyata menyimpan potensi masalah yang tak terduga. Seorang wanita bernama Catherine Amelia, warga Windsor, Ontario, Kanada, mengalami pengalaman pahit saat berbelanja kebutuhan rumah tangga dan makanan melalui aplikasi online sebuah supermarket.

Catherine, seorang wanita berusia 60 tahun yang menggunakan kursi roda karena kondisi kesehatan, memesan berbagai barang kebutuhan sehari-hari dari supermarket Metro Inc. Total belanjaannya mencapai $230 atau sekitar Rp 3,8 juta. Namun, nasib buruk menimpanya: pesanan tersebut tak kunjung tiba di kediamannya. Upaya untuk menghubungi pengemudi pengantar pun menemui jalan buntu karena nomor telepon yang tertera tidak aktif.

Kebingungan dan kekecewaan Catherine memuncak menjadi kecurigaan. Ia bahkan sempat bertanya-tanya apakah pengemudi tersebut menikmati pesanannya sendiri. "Pertamanya saya sangat terkejut. Saya berpikir, 'Apakah Anda serius?'. Apakah dia (sopir) makan cheesecake saya di rumah? mengeluarkan ham saya?" jelasnya.

Merasa dirugikan, Catherine memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke polisi. Kepolisian Windsor mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan terkait hilangnya barang belanjaan Catherine.

Pihak supermarket Metro Inc, melalui perwakilannya, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami Catherine. Mereka juga mengklaim telah menangani kasus ini, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sementara itu, Uber Eats, aplikasi yang digunakan Catherine untuk berbelanja, juga menyatakan sedang melakukan investigasi.

Keluhan Serupa Bermunculan di Media Sosial

Kasus yang dialami Catherine ternyata bukan kejadian tunggal. Banyak warganet di Kanada dan Amerika Serikat mengungkapkan pengalaman serupa terkait masalah pengiriman makanan di berbagai platform media sosial, seperti Facebook dan Reddit. Keluhan yang sering muncul antara lain keterlambatan pengiriman, barang yang datang dalam kondisi rusak, atau bahkan hilang sama sekali.

Dalam kasus Catherine, ia tidak hanya melaporkan kejadian ini ke polisi, tetapi juga mengajukan komplain langsung ke supermarket Metro. Sebagai bentuk kompensasi, pihak supermarket akhirnya mengembalikan uang Catherine dan memberikan voucher hadiah senilai $25 atau Rp 421.925.

Catherine juga membagikan pengalamannya di grup Facebook Windsor, yang memicu beragam tanggapan dari warganet. Beberapa warganet mengaku pernah mengalami kejadian serupa, seperti Sandy Sara Rankin yang memiliki pengalaman serupa dengan pengiriman bahan makanan.

Insiden ini menjadi pengingat bagi konsumen untuk selalu berhati-hati dan waspada saat berbelanja online, serta pentingnya memilih layanan pengiriman yang terpercaya. Selain itu, kasus ini juga menyoroti perlunya peningkatan sistem pengawasan dan keamanan dalam layanan pengiriman daring guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Salah seorang warganet mengaku sempat ditipu ketika memesan barang dari sebuah toko obat. Lalu seminggu kemudian kartunya ditagih tambahan biaya lagi oleh layanan pengiriman barang.