Sorotan Video Monolog Gibran: Menepis Persepsi Wapres Sebagai Ban Serep

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini menjadi perbincangan hangat terkait video monolog yang mengangkat isu generasi muda dan bonus demografi. Video tersebut memicu berbagai reaksi, salah satunya dari Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro. Menurutnya, video ini merupakan upaya Gibran untuk menyampaikan pesan bahwa posisinya sebagai wakil presiden bukan sekadar pelengkap.

Agung Baskoro menjelaskan bahwa monolog Gibran bertujuan untuk menunjukkan bahwa wakil presiden tetap relevan dan aktif dalam menanggapi isu-isu aktual, khususnya yang berkaitan dengan generasi muda. "Monolog Mas Gibran ini ingin mengirimkan pesan kepada publik bahwa wapres bukan sekadar 'ban serep' karena tetap aktual serta relevan merespon beragam situasi kekinian," ujarnya.

Namun, video yang diunggah pada 20 April 2024 tersebut justru menuai lebih banyak dislike daripada like hingga hari ini. Agung Baskoro berpendapat bahwa respons negatif ini muncul karena publik menilai video tersebut kurang relevan. Masyarakat, kata dia, lebih mengharapkan bukti nyata dari kinerja Gibran sebagai wakil presiden dalam mengoptimalkan bonus demografi.

Berikut point yang disampaikan Agung Baskoro:

  • Kiprah Nyata: Masyarakat ingin melihat langkah konkret dan konsisten dari Gibran dalam memanfaatkan bonus demografi.
  • Bukan Sekadar Wacana: Agung menekankan pentingnya tindakan nyata daripada hanya menyampaikan wacana atau narasi yang tidak berdampak.

Lebih lanjut, Agung Baskoro mengaitkan respons negatif ini dengan residu dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, terutama terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuka jalan bagi Gibran untuk menjadi calon wakil presiden. Selain itu, isu-isu lain yang melibatkan keluarga Gibran, seperti polemik ijazah Presiden Joko Widodo, juga turut memengaruhi persepsi publik.

Dalam video monolognya, Gibran menyoroti potensi bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia pada periode 2030-2045. Ia menyebutkan bahwa pada masa itu, akan ada sekitar 208 juta penduduk Indonesia yang berada dalam usia produktif. Gibran menekankan bahwa ini adalah momentum bersejarah yang tidak akan terulang.

"Sebuah kondisi yang terjadi dalam sejarah peradaban sebuah bangsa. Kesempatan ini tidak akan terulang di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif," kata Gibran dalam videonya.

Terlepas dari pesan positif yang ingin disampaikan, video monolog Gibran terus menuai reaksi beragam dari publik. Hingga Rabu (23/4/2025) pukul 13.35 WIB, video tersebut telah ditonton sebanyak 867.319 kali dengan jumlah dislike mencapai 108.157.