BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Sinyal Penurunan Menguat Seiring Stabilitas Rupiah
Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah konservatif dengan mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 5,75 persen pada bulan April 2025. Keputusan ini menandai periode stagnasi suku bunga acuan selama empat bulan berturut-turut sejak Januari lalu. Meski demikian, harapan akan penurunan suku bunga di masa mendatang mulai menguat, seiring dengan indikasi stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengisyaratkan bahwa ruang untuk menurunkan suku bunga acuan akan dipertimbangkan secara matang, dengan fokus utama pada menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pernyataan ini muncul di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang sempat menunjukkan penguatan sebelum kembali tertekan oleh dinamika pasar.
Nilai tukar rupiah sempat mencatatkan penguatan ke level Rp 16.855 per dolar AS pada tanggal 22 April 2025, dibandingkan dengan posisi Rp 16.865 per dolar AS pada tanggal 8 April 2025. Sayangnya, momentum penguatan ini tidak bertahan lama. Pada hari Selasa, 22 April 2025, nilai tukar rupiah di pasar spot kembali melemah ke level Rp 16.859 per dolar AS, terkoreksi 53 poin atau 0,32 persen. Tren penurunan ini berlanjut pada hari Rabu, 23 April 2025, dengan rupiah kembali terdepresiasi sebesar 0,07 persen atau 12 poin ke level Rp 16.871 per dolar AS.
Perry menjelaskan bahwa keputusan mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan April 2025 didasarkan pada pertimbangan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi. Selain itu, BI juga berupaya untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjaga inflasi tetap terkendali, sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu antara 1,5 hingga 3,5 persen pada tahun 2025 dan 2026.
"Ke depan, BI akan terus memantau secara seksama ruang penurunan suku bunga acuan lebih lanjut, dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Perry.
Dengan demikian, kebijakan moneter BI ke depan akan sangat bergantung pada perkembangan kondisi ekonomi global dan domestik, terutama terkait dengan stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi. Penurunan suku bunga acuan akan menjadi opsi yang dipertimbangkan jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Beberapa faktor yang akan menjadi perhatian utama BI dalam menentukan kebijakan suku bunga ke depan antara lain:
- Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
- Prospek inflasi, termasuk dampak dari kebijakan fiskal dan perkembangan harga komoditas.
- Pertumbuhan ekonomi domestik dan global.
- Kondisi pasar keuangan global.
- Sentimen investor terhadap pasar Indonesia.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, BI akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.