Halte Transjakarta Cakung Mangkrak Akibat Aksi Pencurian Besi

Kondisi sejumlah halte Transjakarta di sepanjang Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, memprihatinkan akibat maraknya aksi pencurian material besi. Hal ini menyebabkan fasilitas publik tersebut terbengkalai dan tidak dapat digunakan secara optimal oleh masyarakat.

Seorang pedagang soto bernama Adi, yang berjualan di sekitar Halte Transjakarta Cakung, mengungkapkan bahwa aksi pencurian sudah berlangsung lama. Bahkan, halte yang baru dibangun satu atau dua tahun lalu di kawasan Tipar Cakung, sebelum sempat beroperasi, sudah menjadi sasaran para pelaku pencurian. "Halte yang di tengah (Tipar Cakung) malah belum beroperasi. Itu dibangun sekitar satu tahun, dua tahun ini tapi sudah dimaling," ujarnya.

Warga lainnya, Siswanto, menambahkan bahwa akibat kerusakan ini, penumpang terpaksa menunggu bus di bawah halte, karena kondisi lantai yang berlubang dan membahayakan. "Paling kalau naik dari bawah (dari bawah halte). Enggak di atas karena bahaya sudah bolong. Sudah lama pokoknya," kata Siswanto. Ia juga menuturkan bahwa dulu, saat masih ada petugas yang menjaga, halte tersebut lebih aman dan banyak digunakan.

Keluhan mengenai kondisi halte Transjakarta ini juga ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satu akun Twitter @txttransportasi mempertanyakan keseriusan Transjakarta dan Dinas Perhubungan dalam merawat halte-halte di sepanjang jalan Pulogadung-Cakung yang sebagian besar sudah rusak dan kehilangan lantai akibat dicuri.

Berdasarkan pantauan di lapangan, terdapat 13 halte di sepanjang Jalan Raya Bekasi yang mengalami kerusakan dan terkesan terbengkalai. Halte-halte tersebut tersebar di beberapa titik, antara lain:

  • Halte United Tractor (3 titik)
  • Halte Tipar Cakung (3 titik)
  • Halte Pasar Cakung (2 titik)
  • Halte Cakung Cilincing (3 titik)
  • Halte Raya Bekasi Pulogebang (1 titik)
  • Halte Ujung Menteng (1 titik)

Kondisi halte-halte tersebut sangat memprihatinkan. Lempengan besi yang berfungsi sebagai pijakan anak tangga dan lantai ruang tunggu penumpang hilang, hanya menyisakan rangka besi. Kaca-kaca di ruang tunggu dan loket juga raib. Sebagian besar halte dipenuhi coretan vandalisme dan ditumbuhi semak liar. Meskipun demikian, masih ada beberapa penumpang Transjakarta yang terlihat menunggu bus di halte-halte tersebut.