Reformasi Diplomatik: AS Pangkas Lebih dari Seratus Kantor Departemen Luar Negeri, Fokus pada Efisiensi dan Prioritas Nasional
Perombakan Besar-besaran di Departemen Luar Negeri AS: Ratusan Kantor Ditutup dan Direorganisasi
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengumumkan rencana reorganisasi signifikan yang akan merombak struktur internal dan operasionalnya. Langkah ini, yang digambarkan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan menyelaraskan departemen dengan prioritas nasional, akan berujung pada penutupan dan penggabungan lebih dari seratus kantor dan biro perwakilan di seluruh dunia.
Rencana ini, yang muncul di bawah payung kebijakan 'America First', bertujuan untuk mengurangi staf departemen hingga 15%. Memo internal yang diperoleh oleh berbagai media mengungkapkan bahwa 132 dari 734 biro dan kantor di bawah naungan Departemen Luar Negeri akan dihapuskan. Sementara itu, 137 kantor lainnya akan direlokasi dalam struktur departemen, dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja dan mempercepat pengambilan keputusan.
Rubio menyampaikan keprihatinannya bahwa Departemen Luar Negeri, dalam bentuknya saat ini, terlalu besar dan birokratis, sehingga menghambat kemampuannya untuk secara efektif melaksanakan misi diplomatiknya di era persaingan global. Ia menyatakan bahwa reorganisasi ini dirancang untuk memberdayakan departemen dari bawah ke atas, mulai dari biro-biro hingga kedutaan-kedutaan.
Detail Perubahan Struktur dan Dampaknya
Detail spesifik mengenai kantor-kantor yang akan ditutup masih belum sepenuhnya jelas. Namun, beberapa biro yang diperkirakan akan terkena dampak termasuk Kantor Urusan Perempuan Global, serta kantor yang menangani keberagaman dan inklusi. Kantor yang terakhir ini telah mengalami pemangkasan sejak pemerintahan sebelumnya.
Sebagai bagian dari reorganisasi, sebuah kantor baru akan dibentuk untuk berfokus pada urusan luar negeri dan kemanusiaan. Kantor ini akan bertugas mengkoordinasikan program bantuan luar negeri yang tersisa di Departemen Luar Negeri, menyusul pemangkasan yang terjadi pada Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Sebaliknya, Kantor Hak Asasi Manusia diperkirakan akan tetap beroperasi.
Pejabat Departemen Luar Negeri berpendapat bahwa struktur departemen yang terlalu gemuk menghambat kemampuan mereka untuk membuat keputusan secara cepat dan efisien. Oleh karena itu, rencana reorganisasi bertujuan untuk memberdayakan biro-biro regional, meningkatkan fungsionalitas, dan menghilangkan kantor-kantor serta program-program yang tidak sejalan dengan kepentingan nasional AS di bawah pemerintahan saat ini.
Presiden sebelumnya telah mengeluarkan perintah eksekutif yang mengarahkan Rubio untuk merombak Dinas Luar Negeri AS dan cara kerja Departemen Luar Negeri, memastikan bahwa korps diplomatik AS dapat melaksanakan agenda yang ditetapkan dengan cermat dan efektif.