Densus 88 dan Jemaah Islamiyah: Dari Konflik ke Rekonsiliasi dalam Bingkai NKRI
Transformasi Jemaah Islamiyah: Kisah Cinta dan Pengabdian pada NKRI
Perjalanan panjang dan berliku antara Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri (Densus 88) dengan Jemaah Islamiyah (JI) akhirnya menemui titik terang. Setelah lebih dari tiga dekade penuh ketegangan dan konflik, JI secara resmi mendeklarasikan pembubaran diri pada tahun 2024. Kisah ini diabadikan dalam buku "JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah" karya Irjen. Pol. Sentot Prasetyo, S.I.K., yang mengungkap upaya Korps Bhayangkara dalam merangkul kembali JI ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hubungan antara Densus 88 dan JI, yang diwarnai aksi teror seperti Bom Bali, konflik di Maluku, dan pengeboman Malam Natal, menjadi catatan kelam dalam sejarah bangsa. JI, dengan struktur organisasi yang rapi, jaringan luas, rekrutmen yang sulit terdeteksi, dan kaderisasi di berbagai pesantren, menjadi tantangan serius bagi aparat penegak hukum. Jumlah pasukan JI yang diperkirakan mencapai ribuan orang menunjukkan betapa kuatnya organisasi ini.
Polri, tidak menyerah dalam upaya meluluhkan hati JI. Melalui pendekatan yang beragam, mulai dari konfrontasi hingga persuasi, sejak tahun 1993 hingga 2024, Polri terus berupaya menyadarkan JI akan kesalahan jalan yang mereka tempuh. Pendekatan humanis dan dialogis menjadi kunci keberhasilan dalam merangkul kembali JI.
Kepala Densus 88 periode 2023 hingga saat ini menyadari bahwa JI sebenarnya memiliki cita-cita yang sama dengan Polri dan seluruh rakyat Indonesia, yaitu menciptakan kehidupan yang damai dan sejahtera. Kesalahan dalam memahami ajaran agama telah mendorong JI melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Namun, melalui bimbingan dan pemahaman yang benar, JI akhirnya menyadari kekeliruannya.
Mengungkap Fakta di Balik Layar Jemaah Islamiyah
Buku "JI The Untold Story" menawarkan wawasan mendalam mengenai sejarah dan perkembangan JI. Penulis, dengan akses eksklusif ke Bank Data Densus 88 dan wawancara dengan para mantan anggota JI, memberikan informasi yang akurat dan komprehensif.
Buku ini memberikan manfaat yang besar bagi pembaca, antara lain:
- Mengenal sejarah organisasi radikal JI.
- Membangun kesadaran beragama yang benar.
- Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi radikalisme.
Namun, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Bahasa yang digunakan cukup tinggi dan mungkin sulit dipahami oleh pembaca awam. Selain itu, buku ini tidak memberikan tips praktis mengenai cara mengantisipasi kemungkinan JI melakukan perubahan taktik atau strategi.
Terlepas dari kekurangannya, "JI The Untold Story" merupakan buku yang penting untuk dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami seluk-beluk Jemaah Islamiyah dan upaya pemerintah dalam menangani terorisme. Buku ini mengajak kita untuk mencintai Indonesia dengan cerdas dan santun, serta terus berupaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yaitu menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.