Strategi Sukses SNBT 2025: Mengasah Kemampuan Pemahaman Bacaan dan Menulis
Mempersiapkan Diri untuk Subtes Pemahaman Bacaan dan Menulis SNBT 2025
Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) menjadi gerbang utama bagi calon mahasiswa untuk memasuki perguruan tinggi impian. Di antara berbagai materi yang diujikan, subtes Pemahaman Bacaan dan Menulis memegang peranan krusial. Subtes ini bukan sekadar menguji kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mengukur kemampuan berpikir kritis, menganalisis informasi, dan merumuskan argumen yang logis.
Untuk menghadapi SNBT 2025, diperlukan persiapan matang dan strategi yang tepat. Salah satunya adalah dengan memahami format soal dan memperbanyak latihan. Berikut adalah contoh soal dan pembahasan yang dapat membantu Anda mengasah kemampuan:
Contoh Soal dan Pembahasan
Teks 1
Sethia dan Glinow mengelompokkan budaya organisasi menjadi empat tipe berdasarkan perhatian terhadap orang dan kinerja: apathetic culture, caring culture, exacting culture, dan integrative culture. Apathetic culture ditandai dengan rendahnya perhatian terhadap hubungan antarmanusia dan kinerja, di mana penghargaan didasarkan pada intrik politik. Caring culture mengutamakan hubungan antarmanusia, namun kurang fokus pada kinerja, dengan penghargaan berorientasi pada harmoni tim. Exacting culture sebaliknya, menempatkan kinerja di atas segalanya dengan sedikit perhatian pada orang. Terakhir, integrative culture menyeimbangkan perhatian pada orang dan kinerja.
Banyak organisasi publik di Indonesia cenderung mengarah pada caring culture, dengan birokrat yang lebih memprioritaskan kepentingan atasan daripada masyarakat, menghindari risiko, dan kurang inovatif. Budaya ini kurang ideal untuk pelayanan publik yang berkualitas, sehingga diperlukan adopsi kultur kinerja yang lebih sesuai.
Soal 1:
Manakah di bawah ini yang BUKAN ciri-ciri caring culture dalam organisasi publik di Indonesia?
A. Menolak tantangan B. Menghindari tanggung jawab C. Kurang berkreasi D. Tidak inovatif E. Mengutamakan kepentingan klien
Jawaban: E
Pembahasan:
Caring culture lebih mementingkan kepentingan pimpinan. Lihat pada paragraf 2, organisasi publik lebih mementingkan kepentingan pimpinan dibandingkan kepentingan klien atau pengguna jasa.
Soal 2:
Karakteristik yang TIDAK tepat mengenai apathetic culture adalah...
A. Rendahnya perhatian terhadap hubungan interpersonal B. Minimnya fokus pada kinerja C. Penghargaan berbasis intrik politik D. Penghargaan didasarkan pada manipulasi E. Penghargaan diberikan berdasarkan intuisi
Jawaban: E
Pembahasan:
Apathetic culture fokus pada politik dan manipulasi, bukan intuisi.
Soal 3:
Berikut ini adalah ciri-ciri caring culture, KECUALI...
A. Perhatian tinggi pada hubungan antar anggota B. Perhatian rendah pada performa kerja C. Penghargaan berbasis kinerja D. Penghargaan berbasis kekompakan tim E. Penghargaan berbasis harmoni
Jawaban: C
Pembahasan:
Caring culture menekankan harmoni dan tim, bukan kinerja.
Soal 4:
Dalam konteks paragraf, apa makna kata "diadopsi"?
A. Mengambil anak B. Memungut anak C. Menerima dan mengembangkan D. Kecanduan E. Kultur Kinerja
Jawaban: C
Pembahasan:
"Diadopsi" berarti menerima dan mengembangkan ide baru.
Soal 5:
Kesalahan penulisan terdapat pada kata...
A. Antarmanusia B. Integrative C. Risiko D. Manajemen E. Kultur
Jawaban: B
Pembahasan:
"Integrative" sebagai istilah asing seharusnya ditulis miring (integrative).
Teks 2
Penelitian menunjukkan manfaat ASI eksklusif: menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi, mengoptimalkan pertumbuhan, meningkatkan kecerdasan, dan memperpanjang jarak kehamilan. Kementerian Kesehatan menargetkan 80% cakupan ASI eksklusif selama 6 bulan, namun angka ini sulit tercapai dan terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% (1997) menjadi 32% (2007).
Faktor kegagalan ASI eksklusif meliputi budaya pemberian makanan pralaktal, anggapan ASI tidak cukup, sakit pada ibu atau bayi, ibu bekerja, dan keinginan mencoba susu formula. Studi kualitatif menyoroti kurangnya pengetahuan dan pengalaman ibu, serta kurangnya fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
IMD, yaitu meletakkan bayi di dada ibu segera setelah lahir selama minimal satu jam, meningkatkan keberhasilan menyusui. Bayi yang dipisahkan cenderung sulit menyusu sendiri.
Soal 6:
Apa yang dimaksud dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)?
A. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan B. Pemberian ASI dini selama 6 bulan C. Pemberian ASI eksklusif pada bayi normal selama 6 bulan D. Upaya mendorong bayi menyusu dini E. Upaya mendorong bayi menemukan dan menyusu mandiri segera setelah lahir
Jawaban: E
Pembahasan:
IMD adalah upaya mendorong bayi menyusu mandiri segera setelah lahir.
Soal 7:
Apa makna kata "prevalensi" dalam teks?
A. Umum B. Banyak C. Signifikan D. Bertahap E. Sedikit
Jawaban: A
Pembahasan:
Prevalensi berarti tingkat keberadaan atau kejadian yang umum.
Soal 8:
Apa kesimpulan utama dari bacaan?
A. Target ASI eksklusif terus menurun B. Bayi normal sebaiknya langsung diletakkan di dada ibu C. Kegagalan ASI eksklusif terkait IMD D. Target ASI eksklusif sebaiknya tidak terlalu tinggi E. ASI bermanfaat bagi ibu dan bayi
Jawaban: C
Pembahasan:
Kesimpulan utama adalah IMD penting dalam keberhasilan ASI eksklusif.
Soal 9:
Topik utama bacaan ini adalah...
A. Inisiasi Menyusu Dini B. Pemberian ASI pada bayi normal C. Manfaat ASI eksklusif D. Keberhasilan ASI eksklusif E. Hambatan pelaksanaan ASI eksklusif
Jawaban: A
Pembahasan:
Topik utama adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Soal 10:
Perbaiki kalimat berikut: "Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007."
A. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 B. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 C. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 s.d. 2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 D. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 E. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007
Jawaban: A
Pembahasan:
Kalimat yang tepat menghilangkan kata "menurut" agar subjek kalimat jelas.
Tips Tambahan
- Perbanyak Membaca: Semakin banyak Anda membaca berbagai jenis teks, semakin mudah Anda memahami informasi dan meningkatkan kecepatan membaca.
- Latihan Soal: Kerjakan berbagai contoh soal untuk mengasah kemampuan dan membiasakan diri dengan format soal SNBT.
- Analisis Kesalahan: Pelajari kesalahan yang Anda lakukan saat mengerjakan soal dan pahami mengapa jawaban Anda salah.
- Manajemen Waktu: Latih kemampuan mengerjakan soal dengan cepat dan tepat agar dapat menyelesaikan semua soal dalam waktu yang ditentukan.
- Fokus dan Konsentrasi: Hindari gangguan saat belajar dan fokus pada materi yang sedang Anda pelajari.
Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, Anda akan lebih siap menghadapi subtes Pemahaman Bacaan dan Menulis SNBT 2025 dan meraih hasil yang optimal.