Chanel Gandeng Kendrick Lamar: Isyarat Koleksi Pria Mendatang?

Rumah mode ikonis asal Prancis, Chanel, baru-baru ini mengumumkan penunjukan Kendrick Lamar sebagai duta merek (brand ambassador) terbarunya. Langkah ini memicu spekulasi luas mengenai kemungkinan Chanel akan segera meluncurkan koleksi khusus pria.

Kolaborasi ini ditandai dengan kampanye koleksi kacamata Chanel musim semi/musim panas 2025 yang menampilkan sang rapper ternama. Keterlibatan Kendrick sebenarnya merupakan kelanjutan alami dari hubungan yang telah terjalin sejak tahun 2023, di mana ia beberapa kali terlihat menghadiri presentasi busana Chanel dalam rangkaian Paris Fashion Week.

Meski demikian, penunjukan ini dianggap tidak biasa mengingat citra Chanel yang selama ini sangat identik dengan dunia fashion wanita. Namun, perlu diingat bahwa Kendrick Lamar bukanlah sosok pria biasa. Gaya personalnya yang unik, estetis, dan kaya akan narasi, menjadikannya representasi yang ideal bagi Chanel di era transisi ini.

Kendrick pertama kali mencuri perhatian dengan mengenakan busana Chanel rancangan khusus Virginie Viard di karpet merah Met Gala 2023. Penampilannya bukan hanya sekadar penghormatan kepada rumah mode legendaris tersebut, tetapi juga pernyataan eksplisit tentang bagaimana busana wanita dapat menjadi sarana ekspresi maskulinitas yang baru.

Sejak saat itu, ia kerap terlihat menghadiri pertunjukan couture Chanel di Paris dengan jaket tweed dan jeans berlogo Chanel. Tidak hanya terbatas pada busana, Kendrick bahkan menciptakan musik untuk film pendek Chanel berjudul 'The Button', di mana ia juga beradu akting dengan aktris Margaret Qualley.

"Chanel memiliki warisan yang abadi, dan itu adalah sesuatu yang selalu saya dukung. Karena mereka tidak membuat pakaian pria, saya tahu titik masuknya adalah kacamata," ungkap rapper peraih banyak penghargaan Grammy tersebut.

Menurut pengamat mode, Eugene Rabkin dari StyleZeitgeist, pemilihan Kendrick sebagai wajah lini kacamata merupakan langkah strategis. Pasar Amerika Serikat merupakan pasar barang mewah terbesar kedua di dunia, dan kacamata sebagai produk entry-level menjadi jembatan bagi konsumen muda dan pria yang ingin memasuki dunia Chanel tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk haute couture.

Penunjukan ini semakin menarik karena terjadi di saat Chanel tengah memasuki fase baru. Kehadiran Matthieu Blazy, mantan direktur kreatif Bottega Veneta, sebagai pengganti Virginie Viard, memunculkan harapan baru akan kemungkinan Chanel merambah dunia menswear. Blazy dikenal memiliki koneksi yang kuat dengan dunia hip-hop dan telah berulang kali menunjukkan kemampuannya dalam merancang busana pria.

Dalam dunia fashion yang semakin inklusif, representasi seperti Kendrick menjadi sangat penting. Analis fashion, Ayo Ojo, menjelaskan bahwa audiens Kendrick didominasi oleh penggemar hip-hop pria. Kehadiran Kendrick dapat meruntuhkan anggapan bahwa produk Chanel hanya diperuntukkan bagi wanita.

Di tengah rumor mengenai ekspansi Chanel ke lini pria, kolaborasi ini membuka diskusi baru tentang siapa yang "boleh" memakai Chanel. Ini bukan hanya tentang penjualan kacamata, tetapi juga tentang bagaimana sebuah rumah mode wanita klasik dapat menjadi wadah baru bagi ekspresi maskulinitas kontemporer. Hanya waktu yang dapat menjawab apakah langkah ini merupakan awal dari era Chanel menswear.