Operasi Modifikasi Cuaca Berhasil Redam Hujan Ekstrem Selama Libur Lebaran

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilaksanakan selama periode libur Lebaran 2025 berhasil menekan tingkat keekstreman curah hujan di wilayah yang menjadi fokus operasi. Upaya ini dinilai signifikan dalam meminimalisir potensi bencana hidrometeorologi yang seringkali terjadi saat musim hujan.

Plt. Sekretaris Utama BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa OMC dilakukan selama 44 hari dengan total 132 sorti penerbangan. Operasi ini merupakan kolaborasi antara BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan pemerintah daerah terkait. Dalam pelaksanaannya, OMC menggunakan total 119,4 ton garam yang disemai melalui 442 jam terbang.

Fokus operasi modifikasi cuaca meliputi beberapa wilayah strategis. DKI Jakarta menjadi target operasi pada 11-20 Maret, sementara Jawa Barat dilaksanakan pada 28-30 Maret dan 3 April. Berdasarkan perhitungan sementara BMKG, OMC berhasil menurunkan tingkat keekstreman hujan di Jakarta sebesar 53,42 persen dan di Jawa Barat sebesar 47,92 persen.

Keberhasilan OMC ini ditunjukkan dengan perbandingan data curah hujan di wilayah yang melaksanakan OMC dengan wilayah yang tidak melaksanakannya. Di Jawa Barat, hanya tercatat tujuh kejadian hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem selama periode operasi. Sementara itu, di Jawa Tengah tercatat 41 kejadian dan Jawa Timur 38 kejadian hujan dengan intensitas serupa. Data ini memperkuat indikasi bahwa OMC efektif dalam mengurangi intensitas curah hujan ekstrem.

Intensitas curah hujan tertinggi terpantau pada 28 Maret. Di Jawa Barat tercatat enam kejadian, Jawa Tengah 33 kejadian, dan Jawa Timur 31 kejadian. Hujan dengan kategori lebat memiliki curah hujan 50-100 mm per hari, sangat lebat 100-150 mm per hari, dan ekstrem lebih dari 150 mm per hari. Setelah pelaksanaan OMC, data dari Automatic Weather Station (AWS) menunjukkan penurunan signifikan kejadian hujan lebat hingga ekstrem. Bahkan, pada 30 Maret, AWS hanya mencatat satu kejadian hujan lebat di Jawa Barat.

Guswanto menekankan bahwa hasil positif dari OMC ini menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah dalam upaya mitigasi risiko bencana hidrometeorologi di masa depan. Dengan efektivitasnya dalam mengurangi intensitas curah hujan ekstrem, OMC dapat menjadi salah satu solusi untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur dari dampak buruk cuaca ekstrem.

Berikut perbandingan kejadian hujan lebat - ekstrem di beberapa wilayah:

  • Jawa Barat: 7 kejadian
  • Jawa Tengah: 41 kejadian
  • Jawa Timur: 38 kejadian

Data ini memperkuat argumen bahwa OMC memberikan dampak positif dalam pengendalian cuaca ekstrem di wilayah yang menjadi target operasi.