Pendaki Hilang di Gunung Merbabu: Pencarian Terhambat Jalur Ilegal dan Cuaca Buruk

Operasi pencarian Sugeng Parwoto, seorang pendaki asal Temanggung, Jawa Tengah, yang dilaporkan hilang di kawasan Gunung Merbabu, masih berlanjut hingga hari ini. Tim SAR gabungan menghadapi tantangan signifikan dalam upaya menemukan keberadaan pria berusia 50 tahun tersebut.

Koordinator Basarnas Pos Surakarta, Tri Puji Sugiharto, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, belum ada titik terang dalam pencarian. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tanda-tanda keberadaan Sugeng masih nihil. Pencarian akan terus diintensifkan pada hari berikutnya, dengan harapan dapat segera menemukan titik terang.

"Kondisi medan yang berat dan perubahan cuaca yang ekstrem menjadi kendala utama dalam operasi pencarian ini," ujar Tri Puji Sugiharto. Tim SAR harus berjuang menembus jalur terjal dan menghadapi kabut tebal serta hujan deras yang seringkali datang tiba-tiba, menghambat pergerakan dan visibilitas.

Operasi pencarian melibatkan berbagai elemen, termasuk tim SAR dari Basarnas, relawan dari berbagai organisasi, serta petugas dari Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb). Fokus pencarian saat ini adalah menyisir kawasan Bukit Syarif dan jalur Thekelan, area yang diduga menjadi lokasi terakhir Sugeng terlihat.

Nurpana Sulaksono, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNGMb, menjelaskan bahwa Sugeng Parwoto mendaki Gunung Merbabu seorang diri melalui jalur Timboa. Jalur ini bukanlah jalur pendakian resmi dan dilarang untuk digunakan karena alasan keamanan. Pendaki tersebut tidak melakukan perizinan pendakian dan memilih jalur ilegal, yang mempersulit upaya pencarian.

"Pendaki tersebut masuk melalui jalur Timboa, yang bukan merupakan jalur resmi pendakian. Hal ini sangat disayangkan karena dapat membahayakan diri sendiri dan mempersulit proses pencarian jika terjadi sesuatu," kata Nurpana Sulaksono. Pihak BTNGMb mengimbau kepada seluruh pendaki untuk selalu mematuhi aturan dan menggunakan jalur pendakian resmi demi keselamatan dan kelancaran pendakian.