Banjir Landa Kutai Barat, Status Siaga Darurat Diperpanjang Hingga Pertengahan Mei
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur, menyebabkan banjir yang meluas dan berdampak signifikan pada ribuan warga. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memperpanjang status siaga darurat bencana hingga 10 Mei 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlanjut.
Berdasarkan data terbaru dari BPBD Kutai Barat, sebanyak 7.058 kepala keluarga (KK) atau 20.545 jiwa terdampak banjir yang telah berlangsung sejak 9 April 2025. Banjir melanda beberapa kecamatan di Kutai Barat, yaitu Tering, Damai, Melak, Long Iram, dan Muara Pahu. Ketinggian air bervariasi, menyebabkan aktivitas warga terganggu dan memaksa sebagian warga mengungsi.
Menurut Analis Kebencanaan BPBD Kutai Barat, Seldas Limbong, banjir diakibatkan oleh curah hujan ekstrem yang disertai petir. Selain itu, meluapnya air dari anak-anak Sungai Mahakam di wilayah hulu turut memperparah situasi di daerah bantaran sungai. Perpanjangan status siaga darurat ini memungkinkan BPBD dan instansi terkait untuk terus melakukan upaya penanganan dan mitigasi bencana secara optimal.
BPBD Kutai Barat telah menetapkan status siaga darurat sejak awal Januari. Namun, curah hujan yang tidak menentu dan meningkat drastis setelah Hari Raya Idul Fitri menyebabkan status tersebut diperpanjang dari 14 April hingga 10 Mei 2025, atau selama 27 hari. Langkah-langkah penanganan telah dilakukan, termasuk pendirian tenda pengungsian, peminjaman perahu karet, dan distribusi bantuan logistik kepada warga terdampak. TNI, Polri, dan masyarakat setempat turut membantu proses evakuasi, dengan prioritas utama diberikan kepada lansia. Sebagian warga memilih bertahan di rumah panggung atau membuat tempat yang lebih tinggi di dalam rumah mereka.
Banjir ini juga berdampak pada sektor pendidikan. Di Kecamatan Muara Pahu, ujian sekolah bagi siswa kelas 9 terpaksa ditunda karena gedung sekolah tidak dapat digunakan. Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, dan instansi terkait lainnya terus memantau situasi di lapangan dan berkoordinasi untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.
BPBD Kutai Barat mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang yang diperkirakan masih akan terjadi. Warga diimbau untuk tidak keluar rumah saat malam hari dan tidak menggunakan alat komunikasi saat terjadi hujan lebat demi keselamatan. Anak-anak juga diimbau untuk tidak bermain di genangan air karena arusnya dapat berbahaya. Jika mengalami keluhan kesehatan seperti demam atau diare, warga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sejumlah perusahaan di sekitar wilayah terdampak, khususnya di Kecamatan Damai, juga turut memberikan bantuan langsung kepada kecamatan dan desa-desa yang terdampak banjir.