Jakarta Terancam Tenggelam, AHY Soroti Penurunan Tanah Ekstrem dan Mendesak Solusi

Jakarta menghadapi ancaman serius akibat penurunan permukaan tanah yang signifikan. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan bahwa beberapa wilayah pesisir Jakarta mengalami penurunan tanah hingga 10 sentimeter setiap tahunnya. Hal ini disampaikan saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD 2025–2029 dan RKPD 2026 di Balai Kota Jakarta.

AHY menekankan, meskipun tanggul pantai yang ada saat ini masih memadai, dalam satu atau dua dekade mendatang, langkah-langkah antisipasi tambahan sangat diperlukan. Ia mendesak percepatan realisasi proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall sebagai solusi jangka panjang. Menurutnya, proyek ini tidak hanya berfungsi untuk mengatasi penurunan tanah, tetapi juga sebagai perlindungan terhadap banjir rob yang berulang kali melanda wilayah pesisir dan mempengaruhi jutaan penduduk Jakarta.

Proyek tanggul laut membutuhkan investasi yang signifikan dan pendekatan pembiayaan yang inovatif, termasuk melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). AHY menekankan pentingnya keberlanjutan dan keuntungan proyek agar selaras dengan kemajuan Jakarta. Ia juga menyoroti perlunya penguatan pasokan air bersih dari Jatiluhur dan Karian untuk mengurangi eksploitasi air tanah, yang merupakan penyebab utama penurunan permukaan tanah.

Selain isu penurunan tanah dan tanggul laut, AHY juga menggarisbawahi agenda pembangunan penting lainnya untuk Jakarta, termasuk pengelolaan sampah yang efektif dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ia mencatat bahwa Jakarta menghasilkan sekitar 7.000 ton sampah setiap hari, dan mendorong pemanfaatan teknologi waste to energy untuk mengubah sampah menjadi energi terbarukan.

Di sektor perumahan, AHY menekankan pentingnya mempercepat penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta meningkatkan akses sanitasi dan air bersih untuk mengurangi stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Pembangunan infrastruktur Jakarta juga harus berfokus pada penguatan SDM, termasuk pengembangan pendidikan, layanan kesehatan, dan digitalisasi, untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Berikut adalah beberapa poin penting yang disampaikan AHY:

  • Penurunan Tanah: Jakarta mengalami penurunan tanah hingga 10 cm per tahun di beberapa wilayah pesisir.
  • Tanggul Laut: Mendesak percepatan pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) sebagai solusi jangka panjang.
  • Pembiayaan: Proyek tanggul laut membutuhkan investasi besar dan skema pembiayaan inovatif.
  • Air Bersih: Penguatan pasokan air bersih dari Jatiluhur dan Karian untuk mengurangi eksploitasi air tanah.
  • Pengelolaan Sampah: Mendorong pemanfaatan teknologi waste to energy untuk mengubah sampah menjadi energi terbarukan.
  • Perumahan Layak Huni: Percepatan penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
  • Peningkatan SDM: Pembangunan infrastruktur harus berfokus pada penguatan SDM, termasuk pendidikan, kesehatan, dan digitalisasi.

Dengan penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan, Jakarta diharapkan dapat mengatasi tantangan penurunan tanah dan membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warganya.