PHK di Solo: Sritex sebagai Penyumbang Terbesar, Disnaker Luncurkan Program Bantuan

PHK di Solo: Sritex sebagai Penyumbang Terbesar, Disnaker Luncurkan Program Bantuan

Data terbaru dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Solo mencatat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan selama periode Januari 2024 hingga Februari 2025. Tercatat sebanyak 346 warga Solo yang bekerja di wilayah tersebut mengalami PHK. Angka ini merupakan data resmi yang dilaporkan dan hanya mencakup warga Solo yang terdaftar di Disnaker. Kepala Disnaker Solo, Widyastuti Pratiwiningsih, menjelaskan, “Dari jumlah tersebut, 274 kasus terjadi sepanjang tahun 2024, dan 72 kasus lainnya terjadi hingga bulan Februari 2025.” Namun, Widyastuti menekankan bahwa angka tersebut diperkirakan masih jauh lebih rendah dari angka sebenarnya, karena banyak kasus PHK yang belum terlaporkan kepada Disnaker.

Namun, bayangan yang lebih besar muncul dari dampak PHK massal yang dilakukan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Jumlah pekerja asal Solo yang terkena PHK oleh perusahaan tekstil raksasa ini mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan. “Tercatat sekitar 600-800 pekerja Solo terkena PHK oleh Sritex sepanjang tahun 2024,” ungkap Widyastuti. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa hingga saat ini, “Terdapat tambahan sekitar 204 kasus PHK dari Sritex yang baru saja dilaporkan, dan angka ini diprediksi masih akan terus bertambah.” Situasi ini menunjukkan kontribusi signifikan Sritex sebagai penyumbang terbesar angka PHK di Kota Solo.

Menanggapi lonjakan angka PHK dan dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan warga Solo, Disnaker Kota Solo meluncurkan inisiatif strategis berupa Rumah Konsultasi Klik-On PHK. Inisiatif ini dirancang sebagai langkah responsif untuk memberikan bantuan dan arahan kepada para pekerja yang terkena PHK. Widyastuti menjelaskan, “Rumah Konsultasi ini bertujuan untuk memberikan solusi dan mengurangi kebingungan para pekerja yang terdampak PHK.”

Sebagai bagian dari program tersebut, Disnaker telah berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan mitra untuk membuka peluang kerja baru bagi para pekerja yang terkena PHK. Sebanyak 10 perusahaan mitra dari berbagai sektor, termasuk industri garmen dan operator, telah berpartisipasi dalam program ini. “Kami telah menghadirkan 10 perusahaan mitra, dan hingga saat ini, tercatat 2.000 lowongan pekerjaan yang tersedia dari 4 perusahaan mitra,” jelas Widyastuti. Langkah kolaboratif ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif PHK dan mempercepat proses reintegrasi para pekerja ke dalam pasar kerja.

Ke depannya, Disnaker Solo berencana untuk memperluas jangkauan program ini dan menjalin kerjasama dengan lebih banyak perusahaan untuk menyediakan lebih banyak kesempatan kerja bagi masyarakat Solo yang terdampak PHK. Selain itu, Disnaker juga berkomitmen untuk meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang mekanisme pelaporan PHK dan hak-hak pekerja yang terdampak. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar semua kasus PHK dapat tercatat dan mendapatkan penanganan yang tepat serta meminimalisir angka PHK yang tidak terlaporkan.