Huayou Ambil Alih Kepemimpinan Konsorsium Baterai EV, Gantikan Peran LG
Huayou Pimpin Konsorsium Investasi Baterai EV di Indonesia
Perusahaan asal China, Huayou, kini memegang kendali sebagai pemimpin konsorsium investasi pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani, menggantikan peran yang sebelumnya diemban oleh LG.
Rosan mengungkapkan, pertemuan dengan pihak Huayou telah dilakukan dan mendapatkan respons yang sangat positif. Menurutnya, Huayou sebenarnya telah menjadi bagian dari ekosistem besar konsorsium pengembangan baterai listrik di Indonesia sejak tahun 2024.
"Kami sudah bertemu dengan Huayou, dan saya sendiri juga sudah bertemu dengan mereka. Responnya sangat positif. Mereka sudah menjadi bagian dari konsorsium LG sejak 2024. Jadi, sebenarnya Huayou sudah ada di dalam konsorsium LG sebelumnya," ujar Rosan dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.
Alasan penunjukan Huayou sebagai pengganti LG didasari oleh investasi signifikan yang telah mereka tanamkan di Indonesia, khususnya di Weda Bay. Investasi tersebut, yang dilakukan oleh perusahaan penelitian dan pengembangan baterai energi lithium-ion ini, bahkan lebih besar dari investasi yang sebelumnya dilakukan oleh LG. Pengalaman dan pemahaman mendalam Huayou terhadap pasar Indonesia, serta sumber daya yang mereka miliki untuk pengembangan di masa depan, menjadi faktor kunci dalam keputusan ini.
Rosan juga memberikan klarifikasi mengenai kabar batalnya investasi pengembangan baterai listrik oleh konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin LG. Menurutnya, investasi tersebut tidak batal, melainkan tahapan investasi yang telah direncanakan telah diselesaikan.
"LG ini kan investasinya totalnya 9,8 miliar dollar AS. Ini adalah investasi besar, ekosistem dari mining-nya sampai recycle baterainya," jelas Rosan.
Ekosistem investasi ini terbagi menjadi empat tahap, dan LG telah menyelesaikan tahap keempat dengan nilai 1,1 miliar dollar AS. Pengembangan baterai listrik merupakan proyek berskala besar yang membutuhkan banyak mitra investasi dan serangkaian negosiasi. Oleh karena itu, diputuskan untuk melanjutkan proyek ini dengan mitra lain, yaitu Huayou. Diskusi dengan Huayou telah berjalan lancar, dan LG tetap berkomitmen untuk berinvestasi di bidang lain, serta terbuka untuk berinvestasi di bidang yang sama di masa depan.
Sebelumnya, konsorsium Korea Selatan dikabarkan menarik proyek investasi senilai 7,7 miliar dollar AS dari pengembangan baterai listrik di Indonesia. Konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya. Kerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN telah dilakukan untuk membangun rantai pasok baterai EV, mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.
Keputusan penarikan investasi ini diduga dipicu oleh pergeseran dalam lanskap industri, khususnya perlambatan permintaan kendaraan listrik global.