Trump Kembali Soroti Hambatan Perdagangan Otomotif dengan Jepang, Singgung Uji 'Bola Boling'

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyuarakan kekhawatiran mengenai akses pasar otomotif Jepang bagi produsen Amerika. Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengkritik apa yang disebutnya sebagai standar pengujian kendaraan yang tidak adil dan menghambat penetrasi mobil-mobil AS ke pasar Jepang.

Dalam unggahannya, Trump menyinggung sebuah ilustrasi pengujian yang menurutnya diterapkan di Jepang, yakni 'tes bola boling'. Ia menggambarkan pengujian tersebut dengan melempar bola boling ke kap mobil dari ketinggian tertentu. Jika kap mobil penyok, maka kendaraan tersebut dianggap tidak lolos dan tidak dapat dijual di Jepang. Trump mengecam pengujian semacam itu sebagai 'mengerikan' dan tidak masuk akal.

Tudingan ini bukanlah kali pertama dilontarkan oleh Trump. Pada tahun 2018, dalam sebuah acara penggalangan dana, ia juga sempat menyampaikan teori serupa mengenai 'tes bola boling' tersebut. Kala itu, Gedung Putih melalui Sekretaris Pers Sarah Sanders, menampik pernyataan tersebut dan menyebutnya hanya sebagai lelucon.

Namun, Trump tetap menggunakan isu ini sebagai contoh hambatan non-tarif yang menurutnya diterapkan oleh Jepang untuk melindungi industri otomotif lokal dan menghambat persaingan dari produsen asing. Ia menyoroti ketidakseimbangan dalam perdagangan otomotif antara kedua negara, di mana produsen Jepang seperti Toyota dapat menjual jutaan unit mobil di AS, sementara produsen AS kesulitan menembus pasar Jepang.

Belum ada bukti konklusif yang mendukung klaim Trump mengenai 'tes bola boling' tersebut. Beberapa pihak berspekulasi bahwa Trump mungkin merujuk pada iklan Nissan yang menampilkan bola boling yang dijatuhkan ke mobil untuk menunjukkan ketahanannya, atau pada tes keselamatan pejalan kaki di Jepang yang melibatkan benda berbentuk kepala seukuran bola boling.

Terlepas dari kebenaran tudingan tersebut, Trump menggunakan metafora 'tes bola boling' untuk menggambarkan standar teknis protektif yang menurutnya merugikan produsen otomotif Amerika di pasar Jepang. Isu ini kembali mencuat seiring dengan meningkatnya kekhawatiran tentang praktik perdagangan yang tidak adil dan perlunya menciptakan lapangan bermain yang lebih seimbang bagi produsen dari berbagai negara.