Riset Ungkap Kekhawatiran Remaja Terhadap Dampak Negatif Media Sosial

Remaja AS Soroti Dampak Buruk Media Sosial: Studi Pew Research Center

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center mengungkapkan peningkatan signifikan dalam kekhawatiran remaja Amerika Serikat terhadap dampak negatif media sosial. Temuan ini didasarkan pada survei terhadap 1.391 remaja di seluruh negeri, yang menyoroti persepsi mereka tentang pengaruh platform digital terhadap diri mereka sendiri dan rekan sebaya.

Hasil survei menunjukkan bahwa hampir separuh (48%) remaja meyakini media sosial memiliki efek negatif pada remaja seusia mereka. Angka ini melonjak tajam dibandingkan survei serupa pada tahun 2022, di mana hanya sepertiga remaja yang berpendapat demikian. Sebaliknya, hanya 11% remaja saat ini yang melihat media sosial sebagai kekuatan positif, penurunan drastis dari 24% pada tahun 2022.

Temuan yang lebih mendalam mengungkapkan bahwa remaja semakin sadar akan waktu yang mereka habiskan di media sosial. Hampir separuh (45%) mengakui bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di platform-platform tersebut. Ini adalah peningkatan yang substansial dari tahun 2023, di mana hanya 23% yang menyatakan hal yang sama.

Selain itu, studi ini menyoroti dampak media sosial terhadap aspek-aspek penting kehidupan remaja:

  • Kualitas Tidur: 45% remaja melaporkan bahwa media sosial berdampak negatif pada kualitas tidur mereka.
  • Produktivitas: 40% remaja merasa bahwa penggunaan media sosial mengurangi produktivitas mereka.

Yang menggembirakan, survei juga menemukan bahwa 44% remaja telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan smartphone dan media sosial mereka. Ini menunjukkan kesadaran yang berkembang tentang potensi dampak negatif dan keinginan untuk mengendalikan kebiasaan digital mereka.

Temuan Pew Research Center ini sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan mental, anggota parlemen, dan masyarakat umum tentang efek media sosial terhadap kesejahteraan kaum muda. Seruan untuk regulasi yang lebih ketat dan upaya perlindungan diri semakin menguat, seiring remaja sendiri mengakui tantangan yang ditimbulkan oleh platform-platform digital ini.