PLN Indonesia Power Perkuat Infrastruktur Hidrogen dengan Ekspansi SPBH Senayan
PLN IP Tingkatkan Kapasitas SPBH Senayan untuk Dorong Ekosistem Hidrogen Nasional
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) mengambil langkah strategis untuk memperkuat ekosistem energi hidrogen di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) Senayan. Inisiatif ini menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi bersih dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) yang dicanangkan pemerintah.
SPBH Senayan, sebagai stasiun hidrogen pertama di Indonesia, memegang peranan penting dalam peta jalan pengembangan energi hidrogen nasional. PLN IP berambisi menjadikan SPBH Senayan sebagai model percontohan bagi pengembangan infrastruktur serupa di berbagai kota di Indonesia. Dengan ketersediaan SPBH yang memadai, diharapkan adopsi kendaraan berbasis hidrogen akan semakin meluas, sehingga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.
Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menekankan bahwa hidrogen hijau merupakan energi masa depan Indonesia. Oleh karena itu, PLN IP secara aktif mengembangkan infrastruktur hidrogen dari hulu hingga hilir.
"PLN IP telah mengembangkan green hydrogen atau hidrogen hijau, mulai dari hulu melalui Green Hydrogen Plant (GHP) hingga di sisi hilir, yaitu HRS atau SPBH," ungkap Edwin.
Saat ini, SPBH Senayan dilengkapi dengan Hydrogen Refueller dengan spesifikasi Charging Pressure (CP) 350 bar dan kecepatan pengisian kurang dari 5 menit. General Manager Unit Bisnis Pembangkitan Priok, Buyung Arianto, mengungkapkan bahwa PLN IP berencana meningkatkan spesifikasi SPBH Senayan menjadi 700 bar dengan kecepatan pengisian di bawah 3 menit. Peningkatan ini akan mempercepat proses pengisian bahan bakar dan meningkatkan efisiensi layanan bagi pengguna kendaraan hidrogen.
Peran Strategis Green Hydrogen Plant (GHP)
Kesiapan pasokan hidrogen menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekosistem energi hidrogen. Sejak tahun 2023, PLN telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) di 22 lokasi, dimana 13 diantaranya dikelola oleh PLN IP. Lokasi GHP PLN IP tersebar di berbagai pembangkit, diantaranya:
- PLTU Pangkalan Susu
- PLTU Suralaya 1-7
- PLTU Suralaya 8
- PLTGU Cilegon
- PLTU Labuan
- PLTU Lontar
- PLTGU Tanjung Priok
- PLTU Pelabuhan Ratu
- PLTGU Tambak Lorok
- PLTG Pemaron
- PLTGU Grati
- PLTU Adipala
- PLTP Kamojang
Dengan keberadaan 13 unit GHP, PLN IP mampu memproduksi 80 ton hidrogen per tahun, berkontribusi sebesar 40 persen dari total produksi GHP PLN. Sebanyak 32 ton hidrogen hijau digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (pendinginan generator), sementara 48 ton sisanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lain, termasuk mendukung operasional SPBH Senayan dan pengembangan aplikasi hidrogen lainnya.
Pengembangan SPBH Senayan dan investasi pada GHP menunjukkan komitmen PLN IP dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta, inovasi hijau seperti energi hidrogen diharapkan dapat diwujudkan secara luas dan mempercepat pencapaian target Net Zero Emission Indonesia.