Bencana Hidrometeorologi di Sukabumi: Satu Korban Jiwa, Tujuh Hilang, dan Ribuan Warga Terdampak

Bencana Hidrometeorologi Landa Sukabumi: Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur Meningkat

Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sukabumi, Jawa Barat, pada 6-7 Maret 2025 telah mengakibatkan dampak yang signifikan dan meluas. Berdasarkan data terkini dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota dan Kabupaten Sukabumi, bencana hidrometeorologi ini telah menelan satu korban jiwa dan tujuh lainnya masih dinyatakan hilang hingga saat ini. Angka ini dikhawatirkan akan terus bertambah seiring dengan upaya pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.

Di Kota Sukabumi, jumlah titik lokasi yang terdampak bencana meningkat drastis dari sembilan menjadi delapan belas titik. Rinciannya, empat belas lokasi terdampak banjir, tiga titik mengalami kerusakan Tembok Penahan Tanah (TPT), dan satu titik terdampak longsor. Sebanyak 91 jiwa tercatat sebagai warga yang terdampak, meskipun angka ini diprediksi akan bertambah seiring dengan proses asesmen lapangan yang masih terus dilakukan oleh tim BPBD.

Sementara itu, di Kabupaten Sukabumi, dampak bencana juga cukup parah. Para korban hilang dan meninggal dunia berasal dari Kecamatan Simpenan, Lengkong, dan Palabuhanratu. Tim SAR gabungan saat ini tengah fokus pada upaya pencarian tujuh warga yang masih dinyatakan hilang. Upaya tersebut dilakukan secara intensif dan terkoordinir dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk relawan dan masyarakat setempat.

Faktor Penyebab dan Upaya Penanggulangan

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir di Kota Sukabumi, antara lain pendangkalan sungai akibat penumpukan sampah, penyempitan aliran sungai, dan tersumbatnya sistem drainase. BPBD Kota Sukabumi telah menyalurkan bantuan darurat kepada warga terdampak dan melakukan upaya normalisasi aliran sungai untuk meminimalisir dampak lebih lanjut. Kampung Santiong, RT 04 dan 05, RW 07, Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu, menjadi salah satu wilayah yang mengalami dampak terparah akibat banjir.

Meskipun air di sebagian besar daerah yang terdampak telah surut, kewaspadaan tetap menjadi hal penting. Prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi pada siang hingga malam hari. Oleh karena itu, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan bergotong-royong membersihkan saluran air untuk mencegah terjadinya banjir susulan.

Imbauan dan Kesiapsiagaan

BPBD Kota dan Kabupaten Sukabumi menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat diimbau untuk senantiasa memantau informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Langkah-langkah mitigasi bencana, seperti membersihkan saluran air secara berkala dan membangun konstruksi bangunan yang tahan terhadap bencana, perlu diimplementasikan untuk mengurangi risiko dampak bencana di masa mendatang.

Data mengenai jumlah korban dan kerugian materiil masih terus dihimpun dan diverifikasi. Upaya pemulihan dan rekonstruksi pascabencana juga akan segera dilakukan oleh pemerintah setempat dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Solidaritas dan kolaborasi antar-lembaga dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana dan pemulihan pascabencana di Sukabumi.