Tiga Prajurit AS Ditangkap, Diduga Jual Rahasia Militer ke China
Tiga Prajurit AS Ditangkap Atas Dugaan Pengkhianatan
Biro Investigasi Federal (FBI) telah menangkap tiga prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) atas tuduhan serius pengkhianatan dan pencurian informasi rahasia militer. Penangkapan ini mengungkap jaringan dugaan penyebaran informasi sensitif kepada pihak-pihak yang terkait dengan pemerintah China. Kasus ini menyoroti celah keamanan dalam sistem pertahanan AS dan potensi dampak serius bagi keamanan nasional. Ketiga prajurit tersebut, Jian Zhao, Li Tian, dan Ruoyu Duan, menghadapi dakwaan yang berat dan ancaman hukuman penjara yang signifikan.
Jian Zhao, seorang army supply sergeant yang bertugas aktif di pangkalan militer Washington, menjadi pusat investigasi. Ia diduga menerima suap sebesar US$15.000 (sekitar Rp 244,8 juta) sebagai imbalan atas pengiriman hard-drive berisi data rahasia dan sebuah komputer milik pemerintah AS kepada beberapa individu di China. Aktivitas kriminal Zhao ini terungkap dimulai pada Juli 2024. Dakwaan terhadapnya mencakup konspirasi untuk memperoleh dan mengirimkan informasi pertahanan nasional kepada pihak yang tidak berwenang, penyuapan, dan pencurian properti pemerintah. Dokumen dakwaan secara tegas menyatakan bahwa Zhao, bersama kaki tangannya, secara sadar dan melawan hukum berkonspirasi untuk menyalurkan informasi rahasia yang terkait dengan pertahanan nasional AS.
Li Tian, seorang prajurit aktif AS lainnya, dituduh mengumpulkan informasi militer sensitif yang berkaitan dengan kemampuan operasional Angkatan Darat, khususnya mengenai sistem persenjataan. Informasi ini diduga dijual kepada Ruoyu Duan, mantan prajurit AS, antara November 2021 hingga Desember 2024, dengan jumlah imbalan yang masih belum diketahui secara pasti. Baik Li Tian maupun Duan juga menghadapi dakwaan pencurian properti pemerintah dan penyuapan. Penangkapan ketiga individu ini dilakukan pada awal Maret 2025, menunjukkan skala dan kompleksitas operasi spionase yang terungkap.
Kronologi Kejadian:
- Juli 2024: Jian Zhao diduga mulai menerima suap dan mengirimkan informasi rahasia.
- November 2021 - Desember 2024: Li Tian diduga mengumpulkan dan menjual informasi sensitif kepada Ruoyu Duan.
- Awal Maret 2025: Ketiga prajurit ditangkap oleh FBI.
Jaksa Agung AS, Pam Bondi, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kasus ini, menekankan bahwa para terdakwa telah mengkhianati negara dan secara aktif berupaya melemahkan kemampuan pertahanan Amerika Serikat. Bondi menegaskan komitmen Departemen Kehakiman untuk menuntut para pelaku dengan hukuman yang setimpal atas tindakan pengkhianatan mereka. Proses hukum akan berjalan dan investigasi mendalam terus dilakukan untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain dan memastikan tidak ada lagi informasi sensitif yang bocor.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan informasi dan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi aset pertahanan nasional dari ancaman internal dan eksternal. Investigasi lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap jaringan dan motif yang lebih luas di balik upaya pengkhianatan ini, serta memberikan pelajaran penting bagi perbaikan sistem keamanan informasi militer AS.