Keluarga Korban TPPO di Kamboja Alami Teror: Permintaan Data Pribadi dan Rekening Mencurigakan
Keluarga Rizal Sampurna, seorang pria asal Banyuwangi yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja, tengah menghadapi situasi yang mengkhawatirkan. Mereka menerima serangkaian teror melalui panggilan telepon dari nomor tak dikenal, yang semakin memperburuk suasana duka dan ketidakpastian yang tengah mereka alami.
Saputri, sepupu Rizal, mengungkapkan bahwa teror tersebut menyasar langsung ibunda Rizal, Sulastri. Panggilan-panggilan misterius itu terjadi pada tengah malam, sekitar pukul 11.30 WIB. Dalam dua hari terakhir, setidaknya dua nomor berbeda terus meneror Sulastri dengan panggilan yang intens.
Penelepon, yang menggunakan foto profil wanita namun memiliki suara laki-laki, awalnya menanyakan berbagai hal mengenai keluarga Rizal. Selanjutnya, permintaan yang lebih mencurigakan muncul: data diri lengkap dan nomor rekening, dengan dalih untuk keperluan santunan. Penelepon tersebut bahkan mengaku sebagai rekan kerja Rizal dan mengklaim bahwa Rizal meninggal dunia karena sakit, berusaha meyakinkan keluarga bahwa tidak ada unsur kekerasan atau eksploitasi dalam kematian Rizal.
"Dia bercerita panjang lebar tentang meninggalnya Mas Rizal. Katanya Mas Rizal memang meninggal karena sakit dan tidak diapa-apakan," ungkap Saputri menirukan ucapan penelepon.
Lebih lanjut, penelepon misterius itu mengklaim sebagai saksi mata langsung dari peristiwa meninggalnya Rizal. Ia bahkan memberikan informasi mengenai lokasi rumah sakit tempat jenazah Rizal disemayamkan. Namun, kejanggalan mulai muncul ketika keluarga menanyakan tanggal kematian Rizal. Penelepon tampak kebingungan dan tidak dapat memberikan jawaban yang jelas. Ketika identitasnya dipertanyakan, ia juga enggan memberikan informasi apa pun.
Keluarga yang semakin curiga kemudian meminta bukti foto jenazah Rizal. Namun, penelepon terus memberikan berbagai alasan dan menghindar dari permintaan tersebut. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa penelepon memiliki niat tidak baik dan menyembunyikan sesuatu.
Sebelumnya, telah dikonfirmasi bahwa Rizal Sampurna meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dari otoritas Kamboja. Keluarga telah mengikuti pertemuan daring dengan perwakilan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Kementerian Luar Negeri, dan aktivis pendamping pekerja migran untuk membahas situasi ini. Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa jenazah Rizal berada di sebuah tempat penyimpanan jenazah di Kamboja.
Bagus Abu Bakar, kuasa hukum keluarga Rizal, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu pernyataan resmi atau berita acara kematian Rizal dari KBRI Kamboja sebelum memberikan informasi lebih lanjut.
Berikut adalah poin-poin penting dalam berita ini:
- Teror Telepon: Keluarga Rizal Sampurna, korban TPPO di Kamboja, diteror melalui telepon oleh nomor tak dikenal.
- Permintaan Data: Penelepon meminta data diri dan nomor rekening keluarga dengan alasan santunan.
- Klaim Palsu: Penelepon mengaku sebagai teman kerja Rizal dan menyatakan Rizal meninggal karena sakit.
- Kejanggalan: Penelepon tidak dapat memberikan tanggal kematian Rizal dan menolak memberikan identitas.
- Konfirmasi Kematian: Rizal Sampurna dipastikan meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dari otoritas Kamboja.
- Koordinasi Pemerintah: Pemerintah Indonesia melalui berbagai kementerian terkait tengah berupaya memfasilitasi pemulangan jenazah Rizal.