Indonesia Putuskan Kerja Sama dengan LG dalam Proyek Baterai Kendaraan Listrik Raksasa, Huayou Ditunjuk Sebagai Pengganti
Kabar mengejutkan datang dari dunia investasi kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas dengan mengakhiri kemitraan dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG, dalam proyek ambisius pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) senilai miliaran dolar. Keputusan ini diambil karena pemerintah menilai proses negosiasi dengan LG berjalan terlalu lambat dan tidak menunjukkan progres investasi yang signifikan.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, secara terbuka menyatakan bahwa keputusan untuk mengakhiri kerjasama ini diambil setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirimkan surat resmi kepada pihak LG pada akhir Januari 2025. Dalam surat tersebut, pemerintah secara resmi meminta LG untuk mengundurkan diri dari proyek strategis tersebut. Penjelasan lebih lanjut menyebutkan bahwa negosiasi yang berlarut-larut selama lima tahun, sejak kesepakatan awal pada tahun 2020, menjadi alasan utama di balik keputusan ini. Pemerintah Indonesia menginginkan realisasi investasi yang lebih cepat dan konkret untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
Sebagai pengganti LG, pemerintah Indonesia menunjuk Huayou, perusahaan asal China yang telah memiliki rekam jejak investasi di sektor pengolahan nikel di Indonesia. Minat Huayou untuk terlibat dalam proyek baterai EV ini telah muncul sejak akhir tahun 2024. Pemerintah Indonesia menilai Huayou memiliki teknologi yang mumpuni, pemahaman yang baik tentang hilirisasi industri di Indonesia, dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan proyek ini ke depannya. Pengalaman Huayou dalam investasi sebelumnya di Indonesia, khususnya di bidang pengolahan nikel yang merupakan bahan baku penting untuk baterai kendaraan listrik, menjadi nilai tambah yang signifikan.
Keputusan pemerintah Indonesia ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik di tanah air. Pemerintah Indonesia berharap dengan menggandeng mitra yang lebih responsif dan memiliki visi yang sejalan, proyek baterai kendaraan listrik ini dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Daftar Poin Penting:
- Pemerintah Indonesia mengakhiri kerjasama dengan LG dalam proyek baterai kendaraan listrik.
- Alasan pengakhiran kerjasama adalah negosiasi yang berlarut-larut dan kurangnya realisasi investasi.
- Huayou, perusahaan asal China, ditunjuk sebagai pengganti LG.
- Huayou telah memiliki rekam jejak investasi di sektor pengolahan nikel di Indonesia.
- Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik.
Rincian Proyek Baterai Kendaraan Listrik:
- Nilai proyek: US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 triliun.
- Konsorsium awal: LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya.
- Lingkup kerjasama: Pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai.
Dengan adanya perubahan mitra dalam proyek ini, pemerintah Indonesia berharap dapat segera merealisasikan proyek baterai kendaraan listrik ini dan mencapai tujuan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia. Proyek ini diharapkan dapat menarik investasi lebih lanjut, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.