Realisasi Investasi Kuartal I 2025 Lampaui Target, Bukti Kepercayaan Investor Meningkat

Indonesia mencatatkan kinerja investasi yang menggembirakan pada kuartal pertama tahun 2025. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi mencapai Rp 465,2 triliun, melampaui target yang ditetapkan pemerintah.

"Capaian ini sesuai dengan target yang dicanangkan, bahkan menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Kepala BKPM.

Peningkatan investasi ini, menurutnya, merupakan indikasi kuat kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi dan kepastian hukum di Indonesia. Investasi, sebagai komitmen jangka panjang, sangat sensitif terhadap iklim investasi yang kondusif.

Penyerapan Tenaga Kerja dan Distribusi Investasi

Realisasi investasi sebesar Rp 465,2 triliun pada kuartal I 2025 tidak hanya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Tercatat, investasi tersebut mampu menyerap 594.104 tenaga kerja, meningkat 8,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi komposisi, investasi terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 230,4 triliun (49,5 persen) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 234,8 triliun (50,5 persen). Menariknya, investasi di luar Jawa justru lebih besar, mencapai Rp 235,9 triliun, sementara di Jawa sebesar Rp 229,3 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa investasi semakin merata di seluruh wilayah Indonesia.

Negara Asal Investasi dan Sektor Unggulan

Singapura masih menjadi negara asal investasi terbesar di Indonesia dengan nilai investasi mencapai 4,6 miliar dollar AS. Disusul Hong Kong (2,2 miliar dollar AS), China (1,8 miliar dollar AS), Malaysia (1 miliar dollar AS), dan Jepang (1 miliar dollar AS).

Adapun sektor-sektor yang menjadi tujuan utama investasi antara lain:

  • Industri Logam Dasar, Barang Logam, dan Bukan Mesin serta Peralatannya (14,5 persen)
  • Transportasi, Gudang, dan Komunikasi (14,3 persen)
  • Pertambangan (10,4 persen)
  • Jasa Lainnya (8,8 persen)
  • Kawasan Industri dan Perkantoran (8,1 persen)

Kepala BKPM menekankan bahwa capaian investasi ini sangat menggembirakan, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan kompetitif.