Dokter Unsri Diduga Lakukan Kekerasan pada Peserta PPDS: Riwayat Temperamental Terungkap

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) mengakui adanya dugaan kekerasan yang dilakukan oleh seorang dokter berinisial YS terhadap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berinisial S. Prof. Irfanuddin, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Unsri, menyatakan bahwa dokter YS telah lama dikenal memiliki temperamen yang buruk dan kerap melakukan tindakan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik, terhadap para peserta PPDS.

Menyusul laporan mengenai insiden kekerasan tersebut, pihak RSUP Mohammad Hoesin telah menonaktifkan dokter YS dari tugasnya sejak hari Selasa. Selain itu, Fakultas Kedokteran Unsri juga telah mengeluarkan instruksi sejak hari Senin yang melarang dokter YS untuk berinteraksi dengan para peserta PPDS. Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap laporan kekerasan dan sebagai upaya untuk melindungi para peserta PPDS dari potensi tindakan kekerasan lebih lanjut.

Prof. Irfanuddin menjelaskan bahwa tekanan pekerjaan yang tinggi di ruang Intensive Care Unit (ICU) diduga menjadi salah satu faktor pemicu tindakan kekerasan yang dilakukan oleh dokter YS. Pelayanan di ICU menuntut kesiapan fisik dan mental yang luar biasa dari para tenaga medis. Kelelahan fisik dan mental, serta tuntutan untuk tidak melakukan kesalahan sedikit pun, dapat memicu stres dan tekanan yang tinggi.

Meski menjadi korban kekerasan, peserta PPDS berinisial S saat ini telah kembali bertugas di ruang ICU RSUP Mohammad Hoesin Palembang. Menurut laporan dari Kepala Program Studi (Kaprodi), kondisi fisik S telah pulih setelah mengalami benturan yang menyebabkan lebam. Fakultas Kedokteran Unsri terus melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap kondisi S untuk memastikan keselamatannya dan kelancaran studinya.