Indonesia Alihkan Kemitraan Proyek Baterai Kendaraan Listrik dari LG ke Huayou China

Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis dengan mengakhiri kemitraan dengan konsorsium LG dalam proyek ambisius pengembangan baterai kendaraan listrik (EV). Keputusan ini menandai perubahan signifikan dalam program hilirisasi industri nikel yang dikenal dengan nama "Indonesia Grand Package".

Konsorsium LG, yang terdiri dari berbagai entitas bisnis terkemuka asal Korea Selatan seperti LG Energy Solution, LG Chem, dan LX International Corp, sebelumnya menjadi andalan dalam proyek yang membutuhkan investasi modal besar. Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar 7,7 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 129,8 triliun.

Melalui surat resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 31 Januari 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengakhiri perjanjian kerja sama atau joint venture (JV) dengan pihak LG.

Rosan Perkasa Roeslani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan bahwa keputusan pemutusan kemitraan ini sebenarnya berasal dari pihak pemerintah Indonesia, bukan inisiatif LG. Dia menekankan bahwa surat dari Kementerian ESDM menjadi dasar utama dari perubahan ini.

Setelah pemutusan kerja sama dengan LG, pemerintah Indonesia segera mengambil langkah cepat untuk mencari pengganti. Pilihan jatuh kepada Huayou, perusahaan terkemuka asal China, yang menunjukkan komitmen kuat untuk berinvestasi dalam hilirisasi nikel di Indonesia. Ketertarikan Huayou untuk berinvestasi menjadi salah satu faktor penentu dalam keputusan pemerintah.

Rosan juga menegaskan bahwa meskipun LG tidak lagi terlibat dalam konsorsium baterai EV, perusahaan raksasa elektronik tersebut tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. LG telah merealisasikan sebagian investasinya dalam proyek kendaraan listrik lainnya di Indonesia.

Investasi LG di Indonesia mencapai total 9,8 miliar dollar AS, meliputi seluruh ekosistem dari pertambangan hingga daur ulang baterai. Investasi ini mencakup berbagai tahapan, termasuk penambangan, produksi nikel matte, nikel sulfat, prekursor, katoda, anoda, sel baterai, cell pack, hingga daur ulang baterai. Rangkaian investasi ekosistem ini dibagi menjadi empat tahap. Rosan mengatakan bahwa LG telah menyelesaikan tahap keempat dengan nilai 1,1 miliar dollar AS.

Pengembangan baterai listrik adalah proyek skala besar yang memerlukan banyak mitra investasi dan negosiasi yang mendalam. Pemerintah Indonesia telah memiliki mitra investasi baru untuk menggantikan LG, yaitu perusahaan dari China. Kerja sama dengan LG dihentikan karena lamanya negosiasi. Pemerintah ingin investasi ini tetap berjalan, sehingga diputuskan untuk mengganti mitra.

Keputusan untuk menghentikan joint venture diambil setelah diskusi panjang antara kedua belah pihak. LG telah berkomitmen untuk melanjutkan investasi di sektor lain, dan masih terbuka untuk berinvestasi di bidang yang sama dengan mitra lain. Diskusi dengan mitra baru juga sedang berjalan. Pemerintah dan LG tetap berkomitmen untuk berinvestasi di bidang lain.