Didera Kenaikan Harga, Jepang Impor Beras dari Korea Selatan untuk Pertama Kalinya dalam Dua Dekade

Kenaikan harga beras yang signifikan di Jepang telah mendorong negara tersebut untuk mengimpor beras dari Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 25 tahun. Langkah ini merupakan respons terhadap tekanan konsumen dan upaya pemerintah untuk menstabilkan harga pangan pokok tersebut.

Pengiriman awal, dilaporkan mencapai dua ton beras Korea Selatan, telah tiba di Jepang dan mulai dipasarkan melalui platform daring serta di beberapa jaringan supermarket sejak bulan lalu. Meskipun jumlah ini relatif kecil, terdapat rencana untuk mengimpor tambahan 20 ton beras dalam waktu dekat.

Impor beras dari Korea Selatan ini menandai tonggak sejarah, mengingat terakhir kali Jepang menerima beras dari negara tetangganya tersebut adalah pada tahun 1999. Sebelumnya, pada tahun 1993, Jepang juga pernah mengimpor beras dari Thailand akibat dampak musim panas ekstrem yang menyebabkan gagal panen.

Setelah itu, muncul keengganan di kalangan masyarakat Jepang terhadap beras impor. Sebagian besar konsumen meyakini bahwa beras impor memiliki kualitas dan rasa yang berbeda dibandingkan dengan beras lokal. Namun, krisis harga beras saat ini memaksa konsumen Jepang untuk mempertimbangkan kembali pandangan mereka.

Seiring dengan melonjaknya harga beras lokal, minat terhadap beras impor pun meningkat. Namun, beras impor masih dikenakan tarif impor yang tinggi. Data dari kantor berita Yonhap menunjukkan bahwa ekspor beras Korea Selatan ke Jepang diperkirakan mencapai titik tertinggi sejak tahun 1990, yang didorong oleh meningkatnya permintaan dari Jepang.

Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang melaporkan bahwa harga rata-rata beras di supermarket telah mencapai 4.217 yen (sekitar Rp 440.000) per 5 kilogram pada tanggal 13 April 2025. Menanggapi situasi ini, pemerintah Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk melepaskan cadangan beras nasional guna menekan harga.

Langkah pelepasan cadangan beras ini pertama kali diumumkan pada bulan Februari 2025 dan telah dilaksanakan melalui tiga tahap lelang. Pada awal Maret, sebanyak 140.000 ton beras cadangan telah dilelang. Kemudian, pada akhir Maret, 70.000 ton beras kembali dilelang.

Lelang ketiga yang melibatkan 100.000 ton beras cadangan dilaksanakan pada tanggal 23-25 April 2025. Beras ini ditawarkan kepada pedagang grosir yang memenuhi syarat melalui sistem penawaran tertutup melalui email. Beras yang tidak terjual dalam lelang pertama akan dilelang kembali pada tanggal 24 April dengan sistem yang sama.

Pemerintah Jepang berencana untuk terus melepas cadangan beras setiap bulan hingga Juli 2025 dengan tujuan menstabilkan pasokan dan harga beras di pasar domestik. Langkah ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran konsumen dan membantu menjaga stabilitas ekonomi.