Bryan Valenza Ungkap Inspirasi dan Proses Kreatif di Balik Komik 'Bandits of Batavia'
Komikus Bryan Valenza membuka tabir di balik layar pembuatan komik Bandits of Batavia, sebuah karya yang terinspirasi dari legenda Si Pitung namun dikemas dengan sentuhan fantasi yang kuat.
Dalam sebuah diskusi bertajuk 'Dari Jakarta ke Cannes' yang diadakan di Teater Wahyu Sihombing, TIM, Jakarta Pusat, Bryan mengungkapkan bahwa komik ini merupakan perpaduan antara fakta sejarah dan imajinasi.
"Secara premis, 30 persen sejarah, 70 persen fantasi," jelasnya. Bryan menekankan bahwa ia mengambil elemen-elemen sejarah yang relevan dengan kejadian di masa lalu, namun tetap memberikan dirinya kebebasan untuk mengembangkan cerita ke arah yang lebih sesuai dengan selera generasi saat ini dan juga merefleksikan keresahan pribadinya.
Bandits of Batavia mengisahkan tentang Pitung, seorang pendekar silat yang masa kecilnya diwarnai tragedi. Ia kehilangan keluarganya dalam sebuah kebakaran dahsyat, namun secara ajaib selamat tanpa luka sedikit pun. Dorongan untuk membalas dendam dan mengungkap kebenaran di balik peristiwa kelam tersebut memotivasi Pitung untuk menguasai ilmu bela diri dan mencari tahu siapa dalang di balik pembantaian desanya.
Bryan menyoroti dua elemen penting dalam alur cerita. Pertama, misteri di balik keselamatan Pitung dari kebakaran yang merenggut nyawa keluarganya. Kedua, keberadaan ajian Rawa Rontek yang konon digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda pada masa itu.
"Misterinya juga kenapa Pitung punya kekuatan sejak kecil. Nama bandit itu adalah si Pitung," imbuhnya, merujuk pada identitas tokoh utama sebagai seorang bandit dengan kekuatan supranatural.
Komik Bandits of Batavia telah diterbitkan dan menargetkan pasar pembaca di Amerika Serikat. Bryan memilih untuk merilis komiknya melalui platform penggalangan dana Kickstarter. Kesuksesan komik ini membawanya ke Marche du Film, sebuah acara bergengsi yang merupakan bagian dari Festival Film Cannes.
Bryan akan memperkenalkan Bandits of Batavia di festival film internasional tersebut, sambil tetap mempertahankan ciri khas Batavia yang menjadi identitas karyanya.
"Nama Indonesia langsung menonjol banget. Itu yang kita jaga elemen Batavia-nya, yang nggak bisa hilang elemen mistisnya. Ajian rawa rontek, klenik, elemen yang nggak bisa terpisahkan dari cerita rakyat silat zaman dulu. Ada yang bisa terbang, nggak gampang dibunuh, kebal, dan lain-lain. Walaupun akan twist juga," paparnya.
Bandits of Batavia menawarkan kombinasi genre yang menarik, meliputi aksi, gore-thriller, drama, dan misteri. Bryan juga memasukkan peta kota Batavia di masa lampau ke dalam komiknya, dengan gaya visual yang terinspirasi dari serial Game of Thrones.
Volume kedua dari komik Bandits of Batavia akan segera memulai kampanye Kickstarter keduanya. Bryan juga mengungkapkan bahwa komik ini akan dilengkapi dengan original soundtrack (OST) yang digarap oleh Tuan Tigabelas.
"Selasa depan campaign kedua di Kickstrater. Di volume itu, gerakan silatnya bakal lebih fluid, yang terinspirasi dari gerakan silat di Indonesia," pungkasnya.
Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan Bryan Valenza:
- Inspirasi: Terinspirasi dari kisah Si Pitung dengan sentuhan fantasi.
- Genre: Aksi, gore-thriller, drama, dan misteri.
- Target Pasar: Pembaca di Amerika Serikat.
- Platform Rilis: Kickstarter.
- Ciri Khas: Elemen Batavia dan mistis yang kuat.
- Volume Kedua: Gerakan silat yang lebih fluid dan OST dari Tuan Tigabelas.