Polwan Ditugaskan Urai Kemacetan Rest Area Jelang Mudik Lebaran 2025

Polwan Ditugaskan Urai Kemacetan Rest Area Jelang Mudik Lebaran 2025

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melalui Korps Lalu Lintas (Korlantas) akan mengerahkan sejumlah personel Polisi Wanita (Polwan) untuk membantu mengatur lalu lintas di rest area selama periode mudik dan balik Lebaran 2025. Strategi ini diadopsi sebagai bagian dari upaya antisipasi kemacetan yang kerap terjadi di rest area selama musim mudik. Langkah ini diungkapkan Irjen Pol. Agus Suryo Nugroho, Kepala Korlantas Polri, usai memimpin rapat koordinasi teknis persiapan menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2025 bersama sejumlah stakeholder terkait. Rapat yang dihadiri perwakilan dari Kementerian Perhubungan, BNPB, BPJT, ASDP, BMKG, Jasa Raharja, Jasa Marga, para PJU Korlantas Polri, dan Dirlantas Polda, serta pakar transportasi ini menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam manajemen lalu lintas.

Irjen Agus menjelaskan bahwa evaluasi terhadap kondisi rest area selama periode arus mudik dan balik sebelumnya menunjukkan adanya potensi penumpukan kendaraan yang signifikan. Kondisi ini, khususnya pada jam-jam tertentu seperti menjelang waktu berbuka puasa atau sholat magrib, seringkali menyebabkan kendaraan terhenti di bahu jalan, mengganggu kelancaran arus lalu lintas secara keseluruhan. Untuk mengatasi permasalahan ini, Korlantas Polri akan menerapkan strategi baru dengan melibatkan Polwan secara intensif dalam pengaturan lalu lintas di rest area. Penempatan Polwan, menurut Irjen Agus, didasarkan pada pertimbangan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan membangun interaksi yang humanis dengan para pemudik. Kemampuan ini dinilai krusial dalam mengarahkan dan mengurai kepadatan kendaraan tanpa menimbulkan gesekan atau konflik.

Lebih lanjut, Irjen Agus memerintahkan pembentukan peleton Polwan khusus yang bertugas di rest area. Tugas utama mereka adalah melakukan imbauan dan arahan kepada para pengguna jalan agar tetap tertib dan mematuhi peraturan lalu lintas. Penekanan pada pendekatan humanis ini sejalan dengan prinsip Operasi Ketupat yang dijalankan Korlantas Polri, yang menempatkan aspek kemanusiaan sebagai prioritas utama. Irjen Agus menegaskan bahwa meskipun penegakan hukum tetap penting, sikap humanis dan empati harus selalu diutamakan dalam berinteraksi dengan masyarakat, terutama para pemudik yang sedang menjalani perjalanan panjang dan mungkin merasa lelah.

Selain penugasan Polwan, Korlantas Polri juga akan mempertimbangkan penerapan strategi pengaturan lalu lintas lainnya, seperti contraflow, jika diperlukan untuk mengantisipasi dan mengatasi kemacetan di depan rest area. Perencanaan yang matang dan terkoordinasi dengan baik antara Korlantas Polri dan stakeholder terkait menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025. Operasi Ketupat 2025, menurut Irjen Agus, bukanlah sekadar operasi pengamanan lalu lintas, melainkan operasi kemanusiaan yang mengedepankan keselamatan dan kenyamanan para pemudik.

Berikut beberapa poin penting dalam strategi pengaturan lalu lintas di rest area:

  • Pengerahan Polwan untuk pendekatan humanis.
  • Pembentukan peleton Polwan khusus di rest area.
  • Imbauan dan arahan kepada pemudik untuk tertib berlalu lintas.
  • Pertimbangan penerapan contraflow jika dibutuhkan.
  • Pendekatan yang cerdik dan humanis dalam penanganan kemacetan.
  • Operasi Ketupat 2025 sebagai operasi kemanusiaan.

Dengan strategi yang komprehensif dan mengedepankan aspek humanis ini, Korlantas Polri berharap dapat menciptakan arus mudik dan balik Lebaran 2025 yang aman, lancar, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.