ABC Indonesia Lanjutkan Komitmen Lingkungan dengan Penanaman 1.000 Pohon di Pasuruan

ABC Indonesia kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan melaksanakan program penanaman 1.000 pohon di Pasuruan, Jawa Timur. Inisiatif ini merupakan bagian dari dukungan terhadap kegiatan Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA), yang bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.

Hendry Pranadjaja Oeswadi, Pasuruan Plant Manager ABC Indonesia, menjelaskan bahwa program tahunan ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pegunungan Arjuno-Welirang, Pasuruan. DAS ini memiliki peran krusial sebagai hulu wilayah pabrik ABC Indonesia di Pasuruan. Upaya ini merupakan wujud nyata dari semangat kolaboratif yang diusung perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

"Kami terus mengedepankan semangat kolaboratif untuk menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat melalui berbagai program," ujar Hendry. Selain penanaman pohon, ABC Indonesia juga aktif dalam kegiatan revitalisasi sungai, penebaran bibit ikan di DAS Wrati, serta memberikan dukungan peralatan dan kendaraan pengangkut sampah.

Kemitraan strategis telah terjalin antara ABC Indonesia dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Forum Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pasuruan sejak tahun 2015. Kolaborasi ini telah menghasilkan penanaman lebih dari 6.000 pohon di berbagai kawasan daerah tangkapan air.

"Di tahun ini, kami melanjutkan program penanaman 1.000 pohon, sebagai bagian dari upaya bersama memelihara dan meningkatkan kualitas sumber mata air bagi masyarakat," tambah Hendry.

Program ini melibatkan Yayasan Campaka, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan dan pemberdayaan sosial, DLH Pasuruan, Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pasuruan, serta kelompok Petani Pengelola Hutan Desa. Penanaman pohon difokuskan di kawasan Hutan Asuh yang dikelola oleh Yayasan Campaka, Perum Perhutani, dan LPHD Lokajaya Binangun Desa Dayurejo.

Sarifudin Lathif, Direktur Yayasan Cempaka, menjelaskan bahwa pemilihan bibit tanaman disesuaikan dengan kondisi lokasi dan kebutuhan petani serta masyarakat setempat. Selain untuk konservasi area resapan air, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat melalui sistem agroforestri.

Jenis bibit yang ditanam meliputi:

  • Tanaman konservasi mata air: Beringin dan bambu
  • Tanaman agroforestry: Alpukat, nangka, durian, dan kopi
  • Tanaman rimba campur: Mahoni dan akasia

Tahun ini, komposisi penanaman terdiri dari 200 kayu manis, 200 alpukat, 300 kopi, 100 sintok, 50 pohon beringin, dan 150 pohon durian.

Untuk memastikan pertumbuhan pohon berjalan optimal, monitoring dan evaluasi dilakukan dua kali setahun. Tahap pertama meliputi pendataan dan pemasangan label tanam, sedangkan tahap kedua dilakukan enam bulan setelah penanaman untuk mengukur tingkat pertumbuhan pohon. Data dan pengukuran dilakukan menggunakan aplikasi digital Bumi Baik Apps, yang menyediakan informasi mengenai label pohon, foto pohon, titik koordinat penanaman, dan pertumbuhan pohon dalam bentuk laporan dan peta digital.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, tingkat kehidupan tanaman mencapai 88 persen pada penanaman periode 2024-2025. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berkontribusi pada kestabilan debit mata air Curah Tangkil, tetapi juga memberikan dampak positif bagi 25 petani hutan yang tergabung di kelompok LPHD Loka Jaya Binangun.

Sugito, Ketua Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa Lokajaya Binangun, menyambut baik inisiatif ini. Ia menekankan pentingnya keterlibatan para pemangku kepentingan, khususnya masyarakat setempat, dalam menjaga dan memelihara pertumbuhan pohon-pohon tersebut. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menikmati manfaat dari hasil panen, tetapi juga berperan aktif dalam pelestarian lingkungan.