IHSG Menguat di Pembukaan, Rupiah Tertekan Sentimen Global
markdown Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari ini dengan catatan positif, berbeda dengan nilai tukar rupiah yang mengalami tekanan di pasar spot. Pada awal sesi, IHSG menunjukkan tren penguatan, sementara rupiah berjuang di tengah sentimen pasar yang beragam.
Pada pukul 09.03 WIB, IHSG tercatat berada di level 6.675,73, mengalami kenaikan sebesar 41,35 poin atau 0,62 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di 6.634,37. Data perdagangan menunjukkan bahwa 280 saham bergerak naik, sementara 88 saham mengalami penurunan, dan 213 saham stagnan. Total nilai transaksi yang tercatat hingga saat ini mencapai Rp 742,02 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 668,69 juta saham.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyoroti adanya tekanan terhadap Presiden AS Donald Trump dari kalangan pebisnis terkait hubungan AS dan China. Kekhawatiran utama adalah potensi gangguan rantai pasokan dan kenaikan harga barang akibat pajak impor.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.530–6.800," ujar Demus dalam analisisnya.
Demus menambahkan bahwa jika IHSG berhasil melewati level fraktal 6.707, ada indikasi perubahan tren yang signifikan. Namun, ia juga mengingatkan potensi koreksi sesaat seiring dengan terbentuknya gap up pada hari sebelumnya.
Di kawasan Asia, mayoritas bursa saham menunjukkan kinerja positif. Strait Times Singapura naik 0,35 persen (13,37 poin) ke level 3.845,69, Shanghai Composite menguat 0,33 persen (10,85 poin) ke level 3.307,21, dan Nikkei 225 Jepang melonjak 0,94 persen (329,09 poin) ke level 35.197,69. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan sebesar 0,43 persen (95,37 poin) ke level 21.977,24.
Pelemahan Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menunjukkan pelemahan. Data Bloomberg mencatat pada pukul 09.34 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.881 per dollar AS, melemah 10 poin atau 0,06 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp 16.871 per dollar AS.
Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menilai sentimen pasar saat ini lebih positif dibandingkan hari sebelumnya, dengan sebagian besar indeks saham Asia menguat. Ia juga mencatat bahwa IHSG ditutup menguat pada hari sebelumnya.
Menurut Tjendra, sentimen positif ini dipicu oleh pernyataan Trump yang mempertimbangkan penurunan tarif barang dari China, membuka peluang negosiasi terkait tarif yang lebih lancar.
"Rupiah bisa menguat terhadap dollar AS pagi ini ke arah 16.800, dengan potensi resisten di kisaran 16.880," jelas Tjendra.
Namun, Tjendra juga mengingatkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih rendah dari sebelumnya oleh Bank Indonesia dapat memberikan sentimen negatif pada rupiah dan menahan penguatan lebih lanjut.