Operasi SAR Speedboat Tenggelam di Kubu Raya Dihentikan Setelah Tujuh Hari Pencarian

Setelah melakukan pencarian selama tujuh hari, Tim SAR gabungan akhirnya menghentikan operasi pencarian terhadap dua korban yang masih hilang dalam insiden tenggelamnya speedboat di perairan Padang Tikar, Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak, I Made Junetra, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil dengan berat hati setelah upaya maksimal dilakukan untuk menemukan Gerry (36) dan Sanusi (55), dua orang yang belum ditemukan sejak insiden tersebut terjadi.

"Pencarian telah dilakukan secara intensif selama tujuh hari, sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku," ujar Junetra.

Junetra menjelaskan bahwa meskipun pencarian aktif dihentikan, pihaknya tetap membuka kemungkinan untuk melakukan pencarian lanjutan jika ada informasi atau tanda-tanda baru yang mengarah pada keberadaan korban.

Insiden speedboat tenggelam ini terjadi pada Kamis (17/4/2025) sore, ketika speedboat yang membawa 15 orang, termasuk nakhoda, dihantam gelombang tinggi saat berlindung di dekat jermal nelayan di perairan Padang Tikar. Akibatnya, speedboat tersebut tidak dapat bertahan dan tenggelam.

Sebagian besar penumpang berhasil diselamatkan oleh tugboat yang melintas, namun tiga orang dilaporkan hilang terseret arus. Salah satu korban hilang, Ari Nofiandi, berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dalam operasi pencarian sebelumnya.

Operasi SAR melibatkan berbagai unsur, termasuk Kantor SAR Pontianak, TNI AL, Polairud, BPBD Kubu Raya, dan relawan lainnya. Tim SAR telah melakukan penyisiran di area sekitar lokasi kejadian dan memperluas area pencarian berdasarkan perkiraan pergerakan arus laut.

Berikut adalah daftar instansi dan pihak yang terlibat dalam proses pencarian:

  • Kantor SAR Pontianak
  • TNI AL
  • Polairud
  • BPBD Kubu Raya
  • Relawan

Meskipun hasil pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan, Junetra menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim SAR yang telah bekerja keras dalam kondisi yang sulit. Ia juga menyampaikan rasa simpati yang mendalam kepada keluarga korban yang masih menunggu kabar.

"Kami memahami betapa beratnya situasi yang dihadapi keluarga korban. Kami berharap mereka diberikan kekuatan dan ketabahan," kata Junetra.