Permata Bank Catat Pertumbuhan Kredit Solid, Fokus pada Segmen Korporasi di Kuartal I-2025
PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) mengumumkan pertumbuhan kredit yang solid pada kuartal pertama tahun 2025, dengan total penyaluran mencapai Rp 156,6 triliun. Capaian ini mencerminkan peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), menunjukkan kinerja positif di tengah dinamika ekonomi global.
Dorongan utama pertumbuhan kredit berasal dari segmen korporasi, yang mengalami peningkatan sebesar 7 persen menjadi Rp 92,2 triliun. Segmen komersial dan konsumen juga mencatatkan pertumbuhan yang sehat, masing-masing sebesar 5,3 persen dan 4,3 persen secara tahunan. Hal ini mengindikasikan diversifikasi portofolio kredit Permata Bank yang efektif.
Manajemen Permata Bank menekankan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan dan penciptaan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan menjadi prioritas utama. Fokus tidak hanya tertuju pada ekspansi kredit, tetapi juga pada pengelolaan risiko yang cermat dan penerapan prinsip kehati-hatian.
Dari sisi pendanaan, Permata Bank berhasil meningkatkan simpanan nasabah, terutama didorong oleh pertumbuhan current account saving account (CASA) sebesar 6,5 persen. Peningkatan ini berdampak positif pada rasio CASA Permata Bank, yang naik menjadi 58,6 persen dibandingkan 57,7 persen pada tahun sebelumnya. Komposisi CASA yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan bank dalam menghimpun dana murah, yang dapat mendukung efisiensi biaya dana.
Bank juga mencatatkan loan to deposit ratio (LDR) di level 83,2 persen, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2024 yang berada di level 82,0 persen. Selain itu, rasio non-performing loan (NPL) gross dan loan at risk (LAR) masing-masing berada pada level 2,0 persen dan 7,6 persen, menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang masing-masing berada di angka 2,7 persen dan 8,2 persen.
Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi risiko kredit, Permata Bank secara konservatif membentuk NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 387 persen dan 101 persen.
Dalam hal penanganan kredit bermasalah, Permata Bank terus melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset secara konsisten. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dari kredit bermasalah terhadap kinerja keuangan bank.
Unit Usaha Syariah (UUS) Permata Bank juga mencatatkan kinerja positif, dengan perolehan profit before tax (PPOP) sebesar Rp 195,3 miliar, tumbuh 11,2 persen secara tahunan. Pencapaian ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar 6,7 persen secara tahunan dan pengendalian biaya yang disiplin.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah di UUS Permata Bank meningkat 14,5 persen secara tahunan menjadi Rp 31,2 triliun. UUS Permata Bank terus berfokus pada peningkatan simpanan nasabah, khususnya pendanaan murah yang stabil, dengan terus mengembangkan jaringan ekosistem syariah di industri perbankan Indonesia.
Secara keseluruhan, kinerja Permata Bank pada kuartal I-2025 menunjukkan pertumbuhan yang solid dan berkelanjutan, didukung oleh strategi yang fokus pada segmen korporasi, pengelolaan risiko yang cermat, dan pengembangan bisnis syariah yang menjanjikan.